Lihat ke Halaman Asli

Rafinita Aditia

Mahasiswi program Komunikasi dan Penyiaran Islam

Mencari Jawaban Atas Tagline Iklan yang Ternyata Bukan Anjuran

Diperbarui: 21 Mei 2019   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi makanan-minuman yang manis - tribunnews.com

Ketika bulan Ramadan, biasanya banyak sekali iklan produk makanan maupun minuman yang menggunakan berbagai metode unik agar menarik minat para pembeli. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan membuat tagline yang menarik. Biasanya tagline yang sering digunakan dalam iklan saat Ramadan yaitu "Berbukalah dengan yang manis".

Memang tidak ada salahnya ketika kita memilih untuk berbuka dengan yang manis. Namun tagline iklan "Berbukalah dengan yang manis" ini kemudian menjadi salah ketika sebagian orang mengartikannya sebagai anjuran dari Rasulullah SAW.

Faktanya ternyata Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkan untuk berbuka dengan yang manis. Yang disunnahkan Rasulullah yaitu berbuka dengan kurma. Seperti tertera dalam hadits : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air" (HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih).

Anjuran Rasulullah yaitu berbuka dengan Kurma - kompas.com

Dikutip dari laman  muslimah.or.id memang sebagian ulama dari hadits ini meng-qiyas-kan kurma dengan makanan yang manis-manis. Taqiyuddin Al Hushni, penulis kitab Kifayatul Akhyar menukil pendapat Ar Rauyani yang menyatakan demikian:

 "Dianjurkan berbuka dengan kurma atau jika tidak ada maka dengan air, berdasarkan hadits ini. karena yang manis-manis itu menguatkan tubuh dan air itu membersihkan tubuh. Ar Rauyani berkata: 'kalau tidak ada kurma maka dengan yang manis-manis. karena puasa itu melemahkan pandangan dan kurma itu menguatkannya, dan yang manis-manis itu semakna dengan kurma'" (Kifayatul Akhyar, 200).

Namun qiyas Ar Rauyani ini bukanlah qiyas fasid karena sifat "manis" ini masih termasuk sifat yang munasib li binaa-il hukmi (sifat yang cocok untuk dijadikan bahan pemutusan hukum), namun merupakan qiyas yang lemah.

Pada intinya, sama sekali tidak ada larangan untuk berbuka dengan makanan yang manis, seperti es cendol, sop buah, kolak, dan makanan manis lainnya. Dan tidak ada pula hadits yang memerintahkannya. 

Oleh sebab itu, tidak tepat jika kita mendahulukan berbuka dengan yang manis padahal saat itu sedang ada kurma, jika tidak ada kurma maka berbuka dengan air putih terlebih dahulu, baru kemudian berbuka dengan makanan yang manis sebagai tambahan.

Meskipun ternyata Berbukalah dengan yang manis merupakan sebuah tagline iklan dan bukan anjuran, namun ternyata hal ini juga memiliki dampak yang baik dan boleh juga kita lakukan, asalkan tidak kita katakan sebagai ajaran/sunnah rasulullah SAW. Beberapa kelebihan berbuka dengan makanan manis diantaranya :

  • Mengembalikan Energi Tubuh. Makanan atau minuman yang manis pasti memiliki kandungan energi yang berasal dari gula. Gula akan menghasilkan insulin yang nantinya akan membentuk energi. Maka dari itu, mengonsumsi makanan atau minuman yang manis saat berbuka juga merupakan hal baik agar energi yang hilang selama berpuasa seharian dapat dikembalikan lagi.
  • Memperbaiki Mood. Saat kita mengkonsumsi makanan yang manis, maka akan merangsang naiknya hormon kebahagiaan kita (hormon endorfin). Sehingga mood kita yang rusak seharian ketika berpuasa, bisa diperbaiki lagi dengan mengkonsumsi makanan ataupun minuman manis.
  • Dapat Diolah Tubuh Dengan Cepat. Ternyata makanan atau minuman yang manis merupakan sumber kalori yang mudah untuk diolah tubuh dengan cepat. Ini sebabnya pada saat berbuka puasa kita sebaiknya berbuka dengan mengonsumsi sesuatu yang manis-manis.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline