Lihat ke Halaman Asli

r. t. mangangue

Peduli terhadap permasalahan yang dialami masyarakat yang dicurangi, , dibully, dibodohi, dll.

"Ekonom" atau "Ekonomis"?

Diperbarui: 20 Agustus 2019   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kata-kata dalam bahasa Indonesia, selain diserap dari bahasa daerah yang ada di Tanah Air, berasal dari bahasa asing. Inggris dan Belanda merupakan bahasa asing yang banyak diserap kata-katanya ke dalam bahasa kita. Kata musician dalam Inggris atau musicus dalam Belanda disebut musisi dalam Indonesia. 

Kata politician dalam Inggris atau politicus dalam Belanda dalam Indonesia disebut politisi. Kata legislator dalam Inggris atau legislatuur dalam Belanda dalam Indonesia disebut legislator.

Kecenderungan bahasa Indonesia rupanya berorientasi ke bahasa Inggris daripada ke bahasa asing lain. Namun, kadang-kadang kita tidak konsisten dengan orientasi ini.

Dulu kita memiliki beberapa adjektiva dalam bahasa Indonesia yang berakhiran -il seperti spirituil, insidentil, dan komersiil yang diserap dari adjektiva bahasa Belanda yang berakhiran -eel atau -ieel seperti spiritueel, incidenteel, dan commercieel. Namun, kini adjektiva itu tidak digunakan lagi karena orientasi bahasa kita telah berubah dari bahasa Belanda ke bahasa Inggris.

Dulu kita mempunyai verba berakhiran -ir yang diserap dari Belanda seperti legalisir, melegalisir (bahasa Belanda: legaliseren), dan koordinir, mengoordinir (bahasa Belanda: coordineren), namun karena kita berorientasi ke bahasa Inggris, verba berakhiran -ir diganti dengan akhiran -isasi dan -asi. Jadi, verba melegalisir berubah menjadi melegalisasi [(bahasa Inggris: legalize (verba); legalization (nomina)]. Verba mengoordinir berubah menjadi mengoordinasi.

Namun, ada dua nomina dalam bahasa Indonesia yang tetap berorientasi ke bahasa Belanda: astronom (bahasa Belanda: astronoom; bahasa Inggris: astronomer) dan ekonom (bahasa Belanda: econoom; bahasa Inggris: economist). 

Mungkin karena kata astronom dalam bahasa Inggris disebut astronomer, tidaklah mungkin kita menggunakannya. Kita tidak memiliki nomina yang menunjukkan orang, pelaku, atau ahli dengan akhiran -er. 

Lalu, mengapa kita menggunakan kata ekonom yang diserap dari bahasa Belanda? Padahal, dalam bahasa Inggris kata itu disebut sebagai economist. 

Jadi, kata yang berarti ahli perekonomian dalam bahasa Indonesia seharusnya disebut ekonomis. Apalagi dalam bahasa Belanda ahli ekonomi, selain disebut econoom, juga disebut economist.

Mungkin ada yang menentang pendapat itu. Argumentasinya: bila kita menggunakan istilah ekonomis yang berarti 'ahli perekonomian', bagaimana dengan istilah ekonomis yang juga digunakan dengan arti bersifat 'hati-hati dalam pengeluaran uang, penggunaan barang, bahasa, dan waktu; tidak boros; hemat'.

Memang seseorang akan berpikir lama ketika lawan bicaranya mengucapkan ekonomis, apa maksudnya pada makna yang pertama atau kedua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline