Lihat ke Halaman Asli

Antara Tantangan dan Peluang, Bangkitnya Industri Otomotif Tiongkok di Indonesia

Diperbarui: 28 April 2024   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chery QQ (Sumber: wikipedia.org)

Selama ini, pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh perusahaan-perusahaan raksasa asal Jepang. Jika sedang berada di jalanan, ketika menengok kiri kanan kita, rata-rata akan dijumpai mobil-mobil dengan merk Toyota, Daihatsu, Suzuki, dan lainnya yang merupakan buatan Jepang. 

Belakangan ini, setelah hengkang dari pasar otomotif Indonesia selama bertahun-tahun, perusahaan-perusahaan otomotif dari Tiongkok mulai kembali memasuki pasar otomotif Indonesia dan bersaing dengan produk-produk dari perusahaan yang sudah lama menjadi pilihan masyarakat Indonesia. 

Perusahaan-perusahaan otomotif asal Tiongkok ini datang kembali ke Indonesia, menawarkan kendaraan-kendaraan dengan kualitas yang jauh lebih baik dari buatan mereka sebelumnya. Namun, mereka menghadapi masalah untuk mampu bersaing di pasar otomotif Indonesia yang ketat.

Catatan Pahit dan Trauma Pelanggan

Merebut kembali kepercayaan masyarakat memang tidak mudah. Bagi masyarakat Indonesia, brand-brand otomotif Tiongkok ini terdengar asing. Ditambah lagi, reputasi brand-brand otomotif Tiongkok dipandang memiliki sejarah yang kurang baik di Indonesia. 

Beberapa brand otomotif Tiongkok sempat masuk ke Indonesia dengan produk yang terbilang tidak sesuai standar masyarakat Indonesia kala itu. Desain yang biasa saja, performa yang kurang, part-part yang mudah rusak serta aspek-aspek lainnya membuat nilai jualnya kurang di mata masyarakat Indonesia waktu itu, hanya harga mobil-mobil tersebut yang menarik pembeli. Chery QQ, Chery Tiggo (versi sebelum Chery pergi dari Indonesia) merupakan beberapa contohnya. 

Selain Chery, Geely sempat memasuki pasar otomotif Indonesia juga. Walau kini brand-brand Tiongkok telah berkembang pesat secara kualitas, catatan pahit perusahaan-perusahaan tersebut menjadi sebuah tantangan tambahan untuk bersaing di Indonesia.

Masyarakat Indonesia masih memiliki ‘trauma’ terhadap brand-brand otomotif Tiongkok yang sempat datang. Bagaimana tidak, selain karena kualitas produknya kurang memuaskan kala itu, pelanggan-pelanggan brand tersebut ditinggalkan begitu saja karena bangkrut sehingga tidak ada bengkel-bengkel resmi yang menjadi support jalannya kendaraan yang telah terjual. 

Namun, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, industri otomotif Tiongkok sudah berkembang cukup pesat selama beberapa tahun lalu. Dapat dibilang, kualitas produk mereka kini bisa menyaingi produk-produk mobil buatan Jepang dan bahkan banyak yang memiliki rasa berkendara seperti mobil Eropa. 

Kebangkitan Industri Otomotif Tiongkok di Indonesia

Bangkitnya perusahaan-perusahaan otomotif Tiongkok ini dimulai dari datangnya Wuling ke Indonesia dengan dibangunnya pabrik mereka di Greenland International Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat pada 2015 silam (2017 diresmikan). 

Setelah itu, mereka mulai meluncurkan produk-produk mereka yang dimulai dengan Wuling Confero yang merupakan segmen MPV (Multi Purpose Vehicle). Mereka melihat potensi yang besar dari segmen ini karena menjadi salah satu segmen kendaraan favorit masyarakat Indonesia yang termasuk mobil-mobil seperti Mitsubishi Xpander, Honda Mobilio, Nissan Grand Livina, dan lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline