PENERAPAN MEDIA BONEKA JARI DALAM KEGIATAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK PADA KELOMPOK A2 DI TK PKK BANDULAN MALANG
Oleh: Qois Al Choir
email: qoispaud24@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan penerapan media boneka jari dalam kegiatan bercerita dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menyimak anak dengan diterapkannya penerapan media boneka jari dalam bercerita. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini yaitu anak kelompok A2 tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 18 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan penerapan media boneka jari dalam kegiatan bercerita dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak pada siklus I anak dapat menjawab pertanyaan sederhana terdapat 10 anak kemudian meningkat menjadi 17 anak pada siklus II. Pada mengingat petunjuk dan pesan yang sederhana pada siklus I terdapat 10 anak kemudian meningkat menjadi 17 anak pada siklus II. Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap cerita pada siklus I terdapat 10 anak kemudian meningkat menjadi 18 anak pada siklus II.
Kata Kunci: Media Boneka Jari, Kemampuan Menyimak, Capaian Belajar
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang bertugas untuk mendidik, memberi pengasuhan, perawatan, menstimulasi, membimbing dan memberi pelayanan kepada anak usia 0-6 tahun. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pendidikan anak usia dini diselenggarakan pada jalur formal yaitu TK "Taman Kanak-Kanak" atau RA "Raudhatul Athfal". TK atau RA merupakan pendidikan prasekolah yang menyediakan program pedidikan anak usia dini umur 4-6 tahun.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) sebaiknya mengacu pada prinsip belajar melalui bermain sebab pada dasarnya dunia anak adalah dunia bermain. Proses kegiatan belajar harus bersifat menyenangkan, tidak memaksa serta tidak membebankan anak, sehingga anak tidak akan terjadi bosan, kelelahan, dan kehilangan minat untuk belajarnya. Kegiatan belajar melalui bermain dapat mengembangkan enam aspek kemampuan anak.
Salah satu kemampuan yang penting bagi anak adalah kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa akan mempengaruhi pada perkembangan nilai agama dan moral, sosial dan emosional, kognitif, fisik motorik dan seni. Bahasa merupakan faktor terpenting dalam perkembangan anak sebagai simbol untuk komunikasi dengan orang lain dan mengungkapkan apa yang diinginkan. Bahasa adalah prediktor keberhasilan anak, karena dengan anak menggunakan bahasa yang baik maka dapat terjalin komunikasi dan interkasi sosial dengan baik pula.
Tahapan-tahapan dalam menyimak menurut Tarigan (2015: 63) adalah dengan medengar, memahami, menginterprestasi, mengevaluasi dan menanggapi. Menyimak pada anak usia 4-5 tahun berupa aktivitas mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh orang lain dengan penuh perhatian dan pemahaman. Apabila anak telah dapat menyimak, sehingga ada keinginan untuk menangkap isi serta memahami informasi tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh Tarigan (2015:63-65) Taman Kanak-kanak usia 4,5- 6 tahun menyimak atas pembicara teman-teman sebaya dalam kelompok-kelompok bermain. Saat menyimak waktu perhatian yang amat panjang terhadap cerita. Menyimak dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang sederhana.