Lihat ke Halaman Asli

Puji Hastuti

TERVERIFIKASI

DOSEN

Lamaran di Hari Lebaran

Diperbarui: 24 Mei 2020   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maaf lahir batin/dokpri

Lebaran kapan ya yang paling berkesan? Sepertinya lebaran di saat Aku lamaran. Itu terjadi di hari raya idul fitri  hari ke dua di bulan Desember tahun 2000. Acara lamaran itu sendiri tidak direncanakan, mendadak dan terjadi di hari itu juga.

Awal kisah lamaran itu dari perkenalan dengan seseorang yang menjadi suamiku sekarang. Pada  hari Senin, 6 November 2000 adalah hari dimana mahasiswa tempat Aku mengajar di wisuda. Sebagai panitia Aku berangkat lebih pagi dari hari biasanya. Waktu itu Aku naik kendaraan umum bus langsung dari depan rumah. 

Pagi itu Aku sudah siap berangkat dengan memakai seragam panitia. Baju jas lengkap dengan rok dan kerudung seragam. Kunanti bus umum yang lewat dan tidak berapa lama datang bus tersebut. Segera Aku naik dan sayang sekali tidak ada tempat duduk yang tersisa. Terpaksa Aku berdiri berpegangan pada sandaran.

Ketika ada penumpang yang turun Aku bersegera duduk di tempat yang ditinggalkannya. Kulihat di sebelah tempat duduk tersebut, ada cowok bertopi yang duduk dekat jendela. Aku minta izin duduk di sebelahnya.

Bus berjalan menuju kota tempat Aku mengajar. Di tengah perjalanan itu cowok yang di sebelahku mengajakku ngobrol. Rupanya cowok itu baru kali ini naik bus yang melewati stasiun di kota tempat Aku ngajar. Stasiun tersebut memang tepat di depan kampus tempatku ngajar. Jadi tujuan kami sama.

Cowok itu bercerita, biasanya Dia naik bus ke stasiun yang sebelum kota tempatku ngajar. Namun pagi itu Dia salah naik bus. Walaupun kemudian tahu kalau salah jurusan, namun karena melewati kota yang ada stasiun yang dilewati kereta yang sama akhirnya tetap naik bus tersebut.

Di perjalanan kami sempat ngobrol berbagai hal. Mulai dari pekerjaan, status dan lain-lain. Perjalanan yang kami lewati memang cukup lama sekitar 1 jam. Begitu sampai di kampus kami turun bersama. Sebelum Dia menyebrang jalan ke stasiun, kami sempat berkenalan menyebutkan nama masing-masing dan berjanji akan bertemu kembali.

Satu minggu berikutnya Dia menepati janji bertemu kembali dengan main ke rumah. Rupanya Dia sudah hafal tempat Aku pas naik ke bus waktu ketemu dulu sehingga tidak terlalu mencari dan banyak bertanya.

Dari pertemuan tersebut yang terjadi di awal Ramadhan, akhirnya kami sepakat untuk melakukan penjajakan lebih lanjut.  Status kami sama-sama lajang dan merasa siap berumah tangga. Dia juga sudah berniat mencari istri dan Aku sendiri juga sudah niat berumah tangga. 

Begitulah hari demi hari pendekatan kami semakin berlanjut. Hingga di hari raya idul   fitri Aku diajak  ke rumahnya. Niatku buat silaturahmi di hari raya, namun ketika sampai di rumahnya bertemu dengan orang tua dan saudara-saudaranya Aku ditanya apakah akan serius dengan anaknya tersebut.

Tentu saja Aku jawab serius, ingin berumah tangga dan tidak hanya sekedar pacaran. Mendengar jawabanku tersebut, sama ibunya Aku disuruh pulang dan menyampaikan kepada orangtuaku kalau nanti malam akan datang ke rumah untuk melamarku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline