Lihat ke Halaman Asli

Puji Hastuti

TERVERIFIKASI

DOSEN

Beban Kerja Berlebih?

Diperbarui: 2 November 2019   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1 Nopember 2019, awal bulan yang sibuk dan membuat kepala terasa berat. Bagaimana tidak? Hari tadi diawali dengan motivasi pagi untuk saling mengingatkan satu sama lain agar tidak terjadi trouble dalam pekerjaan di kantor. Rupanya kelupaan menuliskan kegiatan harian oleh teman di kantor menjadi topik utama pembahasan kegiatan doa pagi tersebut. 

Belum selesai dengan pembahasan motivasi tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi sistem pengukuran kinerja pegawai. Sistem ini menghendaki pegawai menuliskan kegiatan harian dalam sebuah sistem yang harus ditulis selama setahun. Istilah kami rapel laporan. Sistem ini baru diperkenalkan namun pencatatannya harus diawali dari awal hingga akhir tahun nanti.

Baiklah, perintah adalah perintah, kewajiban adalah kewajiban, harus semangat untuk menyelesaikannya. Kalau begitu kenapa harus pusing? 

Yang bikin pusing adalah kegiatan berikutnya, pembinaan dari bagian kepegawaian untuk meningkatkan kinerja. Rupa-rupanya ada peristiwa yang membuat beliau agak tidak nyaman dengan suasana di kantor. Beliau pernah menghubungi , namun telpon tidak ada yang menerima ketika masih jam kantor dan jam kantor lewat sedikit.

Waduh apa pula ini? Kapan telpon berdering tidak ada yang menerima? Apakah telpon dalam keadaan rusak? Apakah dering telpon tersebut berbunyi dan tidak ada orang di kantor? Apakah tidak ada orang begitu jam kantor sudah lewat? Langsung pulangkah semua karyawan begitu jam kantor selesai?

Berpuluh-puluh kalimat menjadi tanya bagi kami, mendengar komplain dari  sang pembina tersebut. Tidak banyak yang bisa kami katakan kecuali kami harus introspeksi diri. 

Introspeksi diri untuk perbaikan. Ke depannya nanti kami harus gantian jaga kantor, ke depannya nanti kami harus lebih waspada terkait dengan sistem informasi semacam ini.

Antisipasi itu diperlukan agar tidak terjadi lagi hal-hal semacam itu. Kalau informasi tersebut sangat penting bagaimana? Bagaimana halnya kalau info tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak? Bagaimana halnya kalau informasi itu berkaitan dengan nasib seseorang? bagaimana halnya kalau apa yang mau diinformasikan adalah hal yang harus segera ditindaklanjuti.

Hanya permohonan maaf dan rasa bersalah yang ada ketika menerima ulasan tersebut. Baiklah, kami salah dan ke depannya insyaallah akan kami perbaiki. Semoga tidak ada lagi ketidaknyamanan semacam itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline