Lihat ke Halaman Asli

PSP Watch

Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

IHSG - Reaksi Berantai $BAJA yang Semakin Berkarat

Diperbarui: 10 Mei 2022   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : dayangpelinge.blogspot.com/

Baru saja BAJA, pada tahun 2021, menghasilkan LABA luar biasa, ternyata kinerja itu tidak bertahan-lama, awal tahun / q1-2022 posisi emiten ini nyaris lebih baik bangkrut dan stop produksi, daripada dipaksa terus-menerus berproduksi. Hidup segan mati tak mau...

Sebab dari aktivitas utama saja, yaitu memproduksi barang-jadi kemudian dijual, malahan menghasilkan gross loss sebesar minus Rp. 3,9 miliar. Akibatnya, karena terus dipaksakan berproduksi dan jualan, maka konsekuensinya, BAJA harus membayar beban turunannya, yaitu membayar beban administrasi dan sebagainya, sehingga gross loss yang tadinya sebesar Rp. 3,9 miliar, malahan semakin membesar menjadi net loss sebesar Rp. 11,6 miliar.

Dampak loss yang parah tersebut menimbulkan reaksi berantai, korban pertama adalah vendor yang kenak bantai. Pembelian bahan baku dari para vendor mengalami penurunan; belanja bahan baku q1-2021 sebesar Rp. 284,3 miliar, pada periode q1-2022 belanja bahan turun menjadi Rp. 218,8 miliar, atau turun sebesar 23%. Tetapi karena uang BAJA sedang seret, maka utang dagang kepada vendor tidak terbayar. Pada awal tahun saldo utang dagang hanya sebesar Rp. 57,3 miliar, 3 bulan kemudian (31 Mar 2022) malahan naik menjadi Rp. 118,2 miliar. Jadi pembelian turun 23% tetapi utang dagang malahan naik 106%.

Reaksi berikutnya,emiten harus menambah utang bank jangka pendek (modal kerja) kepada Bank sebesar 40%, sebelumnya total utang bank Rp. 34,6 miliar, tiga bulan kemudian bertambah banyak menjadi Rp. 48,4 miliar. Tentu saja untuk BANK ini adalah bisnis, utang bertambah, maka pendapatan bunga juga bertambah.

Sudahlah jatuh masih ketiban tangga, emiten BAJA lemah tidak berdaya, tetapi tetap saja masih banyak gaya, karena BAJA sanggup memberikan tambahan fasilitas kredit- piutang dagang kepada para pelanggannya.

Fasilitas kredit piutang dagang, kepada para pelanggannya bertambah hingga 187% lebih banyak daripada periode sebelumnya. Jika pada akhir tahun 2021 jumlah kredit-piutang dagang, yang diberikan kepada para pelangganya sebesar Rp. 59,9 miliar, 3 bulan kemudian, BAJA mampu menambah kredit (piutang dagang) sebesar Rp. 171,7 miliar. Padahal total penjualan sedang mengalami penurunan sebesar 22%, lantas kenapa jumlah piutang dagangnya malahan semakin menumpuk, naik 187%.

Menderita sekali...... semoga BAJA hanya cukup berkarat, dan tidak berubah menjadi deretan kapal-kapal sekarat.

sumber laporan keuangan BAJA q1-2022 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202022/TW1/BAJA/LK%20Maret%202022.pdf




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline