Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Aku Terus Menulis Supaya Otakku Tidak Tumpul

Diperbarui: 5 September 2021   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring pengalaman, usia dan pertambahan waktu, aku menulis karena membutuhkannya supaya otakku tidak tumpul (pexels/Michael Burrows)

Jenis Motivasi Menulis

Ada banyak motivasi yang mendorong seseorang untuk menulis. Beberapa penulis memiliki keinginan/obsesi untuk terlihat pintar, untuk dibicarakan orang lain, untuk diingat setelah kematiannya, untuk menunjukkan jati diri pada orang dewasa yang pernah mengolok-oloknya di masa kecil, dan lain-lain. 

Ada pula penulis yang termotivasi ingin mendorong dunia ke arah tertentu, untuk mengubah gagasan orang lain tentang jenis masyarakat yang harus mereka perjuangkan. Banyak pula penulis yang memiliki motivasi paling umum: menjadikan tulisan mereka sebagai salah satu sumber penghasilan.

Motivasi seorang penulis merupakan nyawa dari tulisannya. Motivasi itulah yang menghidupkan tulisan dan membawa karakter penulis ke dalamnya. Semakin kuat motivasi yang mendorong penulis - terlepas dari apa pun jenis motivasinya -- tulisannya akan semakin mudah dicerna oleh pembaca yang ditujunya. Seolah pembaca diajak melihat langsung nuansa batin yang menyelimuti penulis tersebut.

Aku pernah berada dalam situasi di mana aktivitas menulisku terdorong oleh motivasi-motivasi tersebut. Aku menulis karena ingin terlihat pintar dan dibicarakan orang lain. Aku menulis karena ingin membagikan gagasanku tentang tatanan masyarakat yang lebih baik. Dan aku menulis karena tulisanku adalah sumber penghasilan utamaku.

Lambat laun, motivasi menulisku berubah. Seiring pengalaman, usia dan pertambahan waktu, aku menulis karena membutuhkannya agar otakku tidak tumpul! 

Menulislah Agar Otak Tidak Tumpul

Mungkin kamu belum atau terlambat menyadari, bahwa seiring bertambahnya usia, kerja otak kita tidak setajam saat masih berusia muda. Seperti sebuah roda yang jika dipakai untuk berjalan terus menerus, permukaan dan ketebalannya pun akan semakin tergerus, menjadi semakin tipis.

Jika anggota badan yang lain masih bisa kita jaga kebugarannya dengan olahraga, bagaimana dengan otak? 

Menjaga Kebugaran Otak dengan Keluar dari Zona Nyaman Berpikir

Pada dasarnya, otak adalah daging yang berpikir.  Selain menginginkan aliran darah yang baik agar tetap terjaga kondisi kebugaranya, ia juga ingin berpikir. Jika kamu bertanya kepada Usain Bolt, "Bagaimana cara memperkuat otot paha?" Dia akan memberitahumu untuk berlari, atau minimal latihan naik turun tangga. Demikian pula, jika kita ingin otak kita menjadi lebih sehat dan aktif, kita harus membiasakan otak untuk selalu berpikir.

Secara evolusi, manusia menyukai apa yang familiar. Salah satu strategi bertahan hidup otak adalah menggunakan data dari pengalaman sebelumnya untuk dengan cepat membentuk peta mental tentang tindakan yang tepat untuk diambil dalam situasi tertentu. Sayangnya, terlalu banyak kenyamanan dapat menumpulkan otak.

Seperti kebiasaan kita yang sering googling bila menemukan pertanyaan atau ingin mencari informasi. Ini adalah bentuk kenyamanan yang disukai otak, sekaligus juga membuat otak kita tidak banyak bekerja. Semakin mudah informasi itu ditemukan, semakin kecil kemungkinannya untuk bisa menancap di dalam otak. Ini karena kita tidak mempekerjakan otak, karena kita tidak berusaha membuat otak kita mengeluarkan banyak energi untuk mencari informasi tersebut.

Menulislah Agar Otak Selalu Aktif

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline