Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Jangan Pernah Menulis Artikel yang Sempurna

Diperbarui: 1 Juli 2021   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesempurnaan adalah musuh abadi kreativitas (unsplash.com/Steve Jhonson)

Orang Jepang mengenal istilah wabi-sabi, yang dalam bahasa Inggris atau Indonesia belum ditemukan padanannya. Oleh para penganut minimalis, wabi-sabi adalah prinsip dasar gaya hidup serba minimal.

Menurut Richard Powell, penulis buku Wabi-Sabi Simple, wabi-sabi berkisar pada tiga gagasan utama: tidak ada yang bertahan, tidak ada yang selesai, dan tidak ada yang sempurna.

Marie Kondo yang memopulerkan gaya hidup minimalis mengadopsi filosofi ini karena menghindari ide perfeksionisme: menerima kesederhanaan dan keindahan alam apa adanya.

Dalam proses kreativitas seni, semua artis dan seniman juga menganut filosofi ini: Jangan pernah menciptakan karya yang sempurnya. Kesempurnaan adalah musuh abadi kreativitas. 

Artinya, apa pun karya yang sudah kita hasilkan, itulah karya kita yang terbaik saat itu. Dengan menerapkan prinsip ini, kita akan bisa mencintai dan menerima karya kita dengan lebih bahagia.

Tidak ada tulisan yang sempurna karena penulis tidak akan pernah sempurna. Tetapi justru karena alasan itulah penulis menulis dan pembaca membaca. 

Coba bayangkan ada sebuah film yang menceritakan sosok manusia sempurna. Film satu setengah jam tentang seorang pria yang... melakukan segalanya dengan benar tanpa ada satu cacat pun. Kira-kira, bosan tidak kita menontonnya? Tentu membosankan.

Banyak orang yang sebenarnya ingin menulis, tapi enggan mengeluarkan karya mereka. Salah satu penyebabnya adalah rasa takut karya mereka tidak sempurna.

Kesempurnaan, dalam segala hal, adalah mitos. Bahkan rumus paling matematis atau eksperimen paling ilmiah pun menyisakan ruang untuk kesalahan. Betapa pun briliannya orang-orang seperti Newton dan Einstein, banyak dari gagasan mereka tidak pernah lebih dari sekadar teori. Gravitasi adalah teori, bukan hukum.

Salah itu manusiawi, sementara sempurna itu hanya milik Ilahi. Manusia melakukan kesalahan, dan justru dari kesalahan itulah kita belajar dan menjadikan hidup ini lebih indah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline