Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Strategi Pemasaran yang Sudah Dilupakan Tenaga Penjual

Diperbarui: 25 November 2020   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang dilakukan oleh si penjual ini merupakan salah satu teknik pemasaran yang harus dilakukan tenaga penjual (unsplash.com/Jorge Zapata)

Setiap hari, di depan rumah selalu lewat paling sedikit 10 orang penjual aneka macam barang. Mulai dari penjual sayur, tahu tempe,bakso, daging ayam, buah, roti, es puter, bunga, hingga perlengkapan rumah tangga. Setiap kali lewat itu pula mereka selalu menawarkan dagangannya pada warga yang ada di satu gang rumah tempat tinggalku.

Sekarang coba ingat-ingat kembali, berapa kali kita membeli makanan pada penjual yang lewat di depan rumah itu? Sekali, dua kali, atau hingga saat ini malah belum pernah membeli dagangan mereka karena lebih suka belanja di minimarket yang lebih moderen?

Meskipun kita tidak ada niat membeli, meskipun semua orang dalam satu gang di komplek rumah saya itu tidak ada yang membeli, toh si penjual makanan itu tetap lewat setiap hari di depan rumah.

Mengapa?

Karena dalam hati mereka selalu ada sepercik harapan, "Kalau tidak hari ini, mungkin esok ada yang membeli"

Dalam marketing, apa yang dilakukan oleh si penjual ini merupakan salah satu teknik pemasaran yang harus dilakukan tenaga penjual. 

Tawarkan terus produk kita pada calon pembeli. Hari ini boleh tidak berminat, esok mungkin menolak, tapi lusa siapa tahu membeli.

Kita tidak akan pernah tahu bukan? Siapa sangka kemarin kita merasa tidak butuh, tapi hari ini tiba-tiba ingin merasakan jajanan tradisional kue Putu yang dijual keliling rumah per rumah.

Saya pernah mengalami momen kebutuhan mendadak seperti itu. Ceritanya, berkali-kali penjual tangga aluminium lewat depan rumah dan menawarkan dagangannya, selalu saya tolak. 

Ndilalah, suatu hari plafon ruang tamu jebol akibat kucing liar bertengkar. Tanya tetangga kiri kanan, mereka tak punya tangga yang bisa dipinjam. 

Kok ya kebetulan dan memang sudah ditakdirkan Tuhan, si penjual tangga itu lewat di depan rumah. Tanpa tawar menawar, langsung saja saya beli satu-satunya tangga aluminium yang dia jual saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline