Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Berhentilah Saling Klaim Karena Pembangunan Itu untuk Kita Semua

Diperbarui: 27 Juli 2018   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah berita di media liputan6.com menarik perhatian saya. Judulnya bombastis, "Daftar warisan Ahok yang diresmikan Anies". Berita ini merupakan lanjutan dari berita peresmian Lapangan Banteng yang memicu perdebatan saling klaim oleh netizen. Entah itu netizen asli warga Jakarta maupun netizen yang "pura-pura jadi warga Jakarta".

Saya lantas berfikir, media memang punya andil yang cukup besar dalam rangka memperlebar jurang perbedaan dan perpecahan antar anak bangsa. Apa gunanya menurunkan berita dengan judul tendensius dan provokatif semacam itu? Apalagi ini diunggah oleh media resmi sekaliber Liputan6.

Jika memang ingin membuat liputan saling klaim warisan pembangunan, mengapa tidak sekalian media tersebut menulis "Daftar warisan SBY yang diresmikan Jokowi"? Toh dalam 3 tahun pertama masa jabatannya, Jokowi sering gunting pita dan meresmikan proyek yang dibangun ataupun digagas pada masa pemerintahan SBY. Tapi saat itu  tidak ada satu pun media yang menulis berita perbandingan semacam ini.

Bahkan yang terjadi, media-media plat merah menulis pemberitaan bahwa proyek-proyek infrastruktur yang diresmikan presiden Jokowi saat itu adalah hasil dari kinerja pemerintahan yang sekarang. Tanpa sekalipun menyebutkan progres pembangunan yang sudah dilakukan pemerintah sebelumnya. Faktanya, proyek yang diresmikan presiden merupakan kelanjutan dari pembangunan pemerintah era SBY, seperti yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Tak hanya media-media plat merah saja, presiden Jokowi sendiri pun seolah juga bertendensi main klaim, seperti yang sering ditunjukkan dalam unggahan di beberapa media sosialnya.

Meski begitu, tak pernah sekalipun pendukung SBY, atau pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah sekarang berdemonstrasi secara vulgar di depan presiden Jokowi dan menyatakan "Terima kasih SBY". Meski saya tahu mereka hanya bisa menuangkan kejengkelan mereka terhadap sikap main klaim pemerintah pusat itu di media-media sosial saja.

Sikap yang berbeda dan sangat mencederai akal sehat malah dipertontonkan orang-orang yang mengaku pendukung mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Saat peresmian Lapangan Banteng, beberapa warga pendukung Ahok berbuat ulah dengan berteriak dan membentangkan spanduk terima kasih kepada Ahok. Mereka merasa Lapangan Banteng adalah mahakarya Ahok, sehingga tidak pantas rasanya gubernur sekarang, Anies Baswedan meresmikannya seolah-olah itu "prestasinya".

Padahal, tidak ada satu pun tendensi dari Anies untuk mengklaim bahwa itu adalah buah kerja kerasnya dalam waktu kurang dari satu tahun dia memerintah Jakarta. Sebagaimana diketahui, renovasi Lapangan Banteng memang digagas oleh Ahok, namun peletakan batu pertama pembangunan renovasinya dilakukan pada era Plt. Gubernur Sumarsono, dan kemudian berlanjut hingga Anies Baswedan menjabat.

Setiap pemimpin tentunya tidak ingin menghentikan pembangunan yang sudah dilakukan pemimpin sebelumnya, terlebih jika pembangunan itu memang berguna untuk masyarakat. Setiap pemimpin juga pasti akan melanjutkan apa yang sudah digagas dan direncanakan pemerintahan era sebelumnya. Dan pemimpin yang baik adalah yang menghargai setiap usaha dan jerih payah para pendahulunya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline