Lihat ke Halaman Asli

Priesda Dhita Melinda

Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Kopi Jahe

Diperbarui: 3 Februari 2018   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Angin bertiup dengan agak kencang sore itu, tapi aku menikmatinya. Jarang-jarang aku menikmati angin seperti ini kalau aku di kota. Aku hanya menikmati udara dari AC di dalam ruang kerjaku.

"Rheno, mau hujan ini, angkat jemurannya sana" perintah nenekku.

"Iya nek" kataku sambil berlari kecil mengangkat jemuran di belakang rumah.

Aku meletakkan jemuran di atas dipan ruang tengah. Aku kembali duduk di teras untuk menikmati hujan yang perlahan mulai turun. Aku nikmati setiap tetesan hujan yang turun dan aku dengarkan suara tetesan-tetesan yang menetes di atas atap seng rumah nenek.

"Duuhh...kasian kakekmu pasti dia kedinginan deh" kata nenek yang tiba-tiba sudah ada di depan pintu. Kemudian dia masuk ke dalam rumah dengan agak terburu-buru. Aku penasaran apa yang akan dilakukannya, jadi aku ikuti saja.

Nenek mengupas pisang kepok dan menyiapkan adonan, sepertinya akan membuat pisang goreng. Nenek juga mengupas beberapa jahe yang agak besar.

"Hmm...nenek pasti akan buat pisang goreng dan kopi jahe, aku tunggu di depan saja ah" kataku dalam hati. Pasti nikmati kalau dimakan hujan-hujan begini.

Beberapa menit kemudian nenek membawa rantang, termos dan payung.

"Lho nenek mau kemana ?" tanyaku heran.

"Mau ke tempat kakek" jawab nenek sambil membuka payungnya.

"Kakek?? Hujan-hujan begini ??" tanyaku lebih heran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline