Lihat ke Halaman Asli

Prayitno Ramelan

TERVERIFIKASI

Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Menakar Dugaan Covid-19 sebagai Senjata Biowar

Diperbarui: 30 Maret 2020   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

In this file photo, members of the U.S. Marine Corps' Chemical-Biological Incident Response Force demonstrate clean-up techniques for anthrax, a potential biological weapon. | Kenneth Lambert, File/AP Photo

Dunia saat ini dibuat panik dengan makhluk Tuhan yang sangat kecil: Corona Virus Covid-19. Micro organisme ini menginfeksi 200 negara tanpa dapat dicegah. 

Data per-hari ini (29/03), setelah munculnya Covid di Wuhan China, tercatat world cases 642.741 orang terinfeksi dan 29.908 yang tewas. Semua negara, termasuk yang super power sekalipun tidak bisa mencegah. Kini semua hanya berusaha melakukan tindakan preventive dan upaya menyelamatkan jiwa.

World Death Rate pada tanggal 28 Maret ini 4,5%, artinya tiap 100 orang terinfeksi, maka antara 4-5 orang yang meninggal. Virus ini disebut lebih cerdas dari jenis SARS, mampu berevolusi dan bermutasi. 

Goldman Sach menyebut ini jenis flu, tetapi ternyata flu ini terganas dan sangat menular. Tindakan medis mencatat dari 642.741 mereka yang terinfeksi di dunia, baru 23,16% yang recovered.

Persaingan AS dengan China dan Prediksi Biowar

Pada tahun 2009, Amerika memutuskan kebijakan 'rebalancing' menggeser kebijakan Politik Luar Negeri dan Pertahanannya dari kawasan Timur Tengah ke Asia Pasifik. AS menilai China sejak 2007 mulai berulah ingin menguasai Laut China Selatan, mengeluarkan konsep OBOR dan BRI.

Bank of China merencanakan US$4,2 triliun untuk mencapai hegemoni dengan kekuatan uang. Tidak membicarakan militer, tapi memainkan Private Security Contractor. Sementara konsep BRI disiapkan dengan anggaran US$8 triliun.

Konsep China tahun 2007 dengan strategi akan menguasai dua Samudera sudah dijalankan pada 2015. Siap bertarung di Grey Area dengan mempersiapkan 33.000 kapal berbobot 500 ton yang di kawal Coast Guard bobot 13.000 ton. 

Negara China (Tiongkok) menyampaikan penegasan "You fight your way, I fight my way". Deskripsinya jelas ditujukan kepada AS serta sekutunya.

China kemudian mencoba mencari teman yaitu Jepang, India, dan Korea Selatan. Ketidaksukaan AS terhadap konsep China tersebut berlanjut ke Perang dagang dengan slogan dari Presiden Trump "Make American Great Again", dimana AS mengandalkan kekuatan maritim. 

Konsep pertahanannya dibagi dalam tiga wilayah pertahanan, yaitu Indopac, Africom dan Sencom. Kemudian pada tahun 2019, AS mencanangkan Higher Road (mirip OBOR China).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline