Lihat ke Halaman Asli

Prayitno Ramelan

TERVERIFIKASI

Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Akhir Dramatis Penyanderaan di Sydney

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14187838021513841781

[caption id="attachment_341614" align="aligncenter" width="560" caption="Beberapa sandera melarikan diri setelah terjadi penembakan (Foto: bbc.com)"][/caption]

Penyanderaan yang terjadi di Lindt Cafe, Martin Place, Sydney yang terjadi sejak tanggal 16 Desember 2014, pukul 09.44/LT (Local Time) berakhir setelah pasukan antiteror polisi menyerbu ke dalam cafe. Penyanderaan selama sekitar 16 jam lebih itu telah menarik perhatian dunia, karena aksi yang berbau teror dapat dikatakan terus mendapat perhatian serius polisi Australia maupun badan intelijennya.

Dalam penyerbuan itu yang diwarnai oleh letusan senjata api, polisi berhasil menembak mati penyandera yang diidentifikasi bernama Man Haron Monis (50). Di samping itu telah jatuh korban, dua orang meninggal dunia dan empat orang mengalami luka tembak, di antaranya seorang anggota kepolisian.

Sandera yang meninggal adalah Tori Johnson, seorang pria berusia 34 tahun, yang adalah manajer Lindt Cafe dan Katrina Dawson (38), pengacara di Sydney Central Business District (CBD). Sementara yang dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka tembak dan terguncang adalah wanita usia 75 tahun yang menerima luka tembak di bahu, wanita usia 52 tahun yang menerima luka tembak pada kaki, wanita berusia 43 tahun dengan luka tembak di kaki, seorang anggota polisi, 39 tahun yang menerima cedera wajah ringan. Dua orang mengalami shock, seorang wanita hamil berusia 35 tahun dan seorang lainnya juga wanita hamil usia 30 tahun.


Kronologis Penyanderaan

Pagi hari, Senin (16/12/2014), Lindt Cafe yang terbilang kecil dipenuhi para pelanggannya. Diketahui saat Katrina Dawson serta temannya Julie Taylor yang sedang hamil masuk ke cafe pada pukul 09.30/LT, jumlah pengunjung menjadi sembilan orang dan delapan staf. Terlihat Elly Chen, mahasiswi Universitas NSW, Tori Johnson, manajer kafe (34), Harriette Denny (30) dari Sunshine Coast tetapi bekerja di kafe di Sydney. Seorang wanita 75 tahun dan seorang pria berusia 80-an nya juga di antara para pelanggan. Selain itu ada empat staf dari gedung Westpac di mal, termasuk manajer proyek Marcia Mikhael, seorang ibu (43) dari Glenwood, Sydney (SMHU).

Kemudian dari pintu geser otomatis masuk seorang pria berjanggut lebat, dan langsung menonaktifkan pintu sehingga orang luar tidak dapat masuk. Ia (Man Haron Monis) yang memakai bandana, membawa tas biru kemudian mengeluarkan senjata dan memerintahkan ke-17 orang di dalam cafe agar tiarap. Seorang wanita yang akan masuk melihat kejadian tersebut dan melaporkan kepada polisi. Kemudian Elly Chen terlihat di jendela kaca dan menempelkan bendera hitam, dengan huruf Arab putih bertuliskan dua kalimat Syahadat.

Situasi dan kondisi di dalam cafe menjadi lebih jelas setelah Marcia menuliskan di laman Facebook-nya, pada Senin sore. "Dear teman-teman dan keluarga, aku di Lindt Cafe di Martin Place disandera oleh anggota IS (Islamic State). Penyandera telah meminta permintaan kecil dan sederhana dan belum ada telah dipenuhi. Dia sekarang mengancam untuk memulai membunuh kita. Kita perlu bantuan sekarang. Pria itu ingin dunia tahu bahwa Australia sedang diserang oleh Negara Islam," demikian status Maria di FB.

Sekitar pukul 16:35/LT, dua sandera, Stefan Balafoutis dan pria berusia 80-an, berhasil lari meloloskan diri dari kafe  melalui pintu otomatis. Setelah itu, seorang pekerja kafe melarikan diri melalui pintu layanan. Sebelum 17:00/LT, dua wanita, Elly Chen dan rekan sekerjanya dari cafe Bae Ji-eun, seorang mahasiswa Korea(20) juga berhasil meloloskan diri.

Monis menggunakan sandera termuda Jarrod Hoffman (19) yang diancam dengan senjata, untuk menyampaikan tuntutannya, minta berkomunikasi dengan PM Tony Abbott serta minta agar dikirim bendera IS (Islamic State). Polisi terus mencoba melakukan negosiasi, karena tidak ingin kendali ada di tangan penyandera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline