Belajar Dari Rumah (BDR) selama hampir tiga bulan lamanya sangatlah membosankan. Menatap layar telepon selular ataupun laptop untuk mengikuti pembelajaran daring sungguh melelahkan. Belum lagi sinyal yang tidak selalu baik membuat pembelajaran menjadi terhambat.
Pembelajaran hanya sekedar mentransfer ilmu dan mengerjakan tugas tidak ada interaksi antara guru dan peserta didik secara optimal. Itulah yang terjadi saat ini ketika kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara daring.
Kaku rasanya, makna pendidikan yang sesungguhnya tidak dapat tercapai secara optimal, utamanya tentang bagaimana membentuk kepribadian yang baik bagi peserta didik. Namun, untuk saat ini di kala pandemi covid19 menyerang opsi pembelajaran daring menjadi pilihan terbaik.
Kesehatan dan keselamatan jiwa peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat adalah prinsip yang harus dipegang teguh selama masa pandemi covid19. Menyikapi keadaan yang sedang tidak baik-baik saja saat ini harus dengan arif, bijaksana, dan penuh kesabaran.
Pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan bahwa untuk tahun ajaran baru 2020/2021 pembelajaran akan tetap dilakukan secara daring dengan istilah Belajar Dari Rumah (BDR) untuk satuan pendidikan yang berada dalam zona kuning, oranye, dan merah.
Satuan pendidikan yang berada dalam zona hijau diperbolehkan menyelenggarakan pembelajaran dengan tatap muka langsung namun dengan catatan dan prosedur yang harus dipatuhi dan dilalui. Penerapan protokol kesehatan wajib diterapkan, melalui beberapa fase, dan prosedur serta kelengkapan fasilitas protokol kesehatan harus tersedia.
Semakin menambah rindu mengingat angka persebaran covid19 masih terbilang tinggi. Zona kuning, oranye, dan merah masih banyak sekali sehingga mau tidak mau harus melanjutkan Belajar Dari Rumah (BDR) pada tahun ajaran baru 2020/2021.
Tidak ada lagi suasana riuh ramai saat jam istirahat di kantin. Tidak ada lagi gelak tawa saat pembelajaran pendidikan jasmani di lapangan. Tidak ada lagi wajah-wajah merasa bersalah bagi peserta didik yang sering datang terlambat ke sekolah.
Semakin membuat sesak rasa rindu dengan sekolah. Merindukan senyum hangat Bapak/Ibu Guru di pintu gerbang menyambut energi positif penuh semangat dari peserta didik untuk menuntut ilmu dan meraih mimpi-mimpinya setiap pagi.
Merindukan diskusi bersama dengan teman-teman di sekolah. Merindukan tawa canda yang senantiasa mewarnai suasana saat di sekolah. Rindu tertahan melatih kesabaran.