Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Pegalnya Divaksin Tidak Sepegal Melihat Protokol Kesehatan Dicuekin

Diperbarui: 21 Januari 2021   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lirikan kesakitan? (dok. Pribadi)

"Lihat ini vaksinnya ya, Dok. Bukan vitamin...," kata perawat yang akan menyuntikkan vaksin Covid-19 ke bahu kiriku pukul 08.45 WIB tadi. 

Dia menyuntikannya tegak lurus permukaan bahu setelah dibersihkan dengan alkohol terlebih dahulu, beberapa detik kemudian jarum beberapa milimeter itu menembus kulit, jaringan bawah kulit, lapisan lemak, dan akhirnya otot. 

Dokpri

Nyerinya gak seberapa, karena yang mengerjakan adalah perawat terlatih yang masih muda dan tiap hari puluhan kali menyuntik. Namun setengah jam setelah disuntik dan melewati masa observasi, bahu kiri agak pegal dan mulai agak lapar. Mungkin itu tandanya vaksinnya bereaksi dan bukan "kaleng-kaleng". 

Dokumentasi pribadi

Vaksinasi di Rumah Sakit Myria Palembang dimulai Kamis (21-01-2021), karena persiapan petugas, logistik, dan perangkat informasi teknologi memang harus siap betul. Bukan karena tanggal cantik, ya.

Dibuka dengan sambutan direktur dr. Yanto, MARS dan doa oleh salah satu suster biarawati. Kita yang sudah mendaftarkan diri dan mendapat "karcis" untuk divaksin akan melewati 4 meja. 

Meja 1 (dokpri)

Di meja pertama wajib membawa KTP dan didaftarkan sesuai KTP serta dilihat wajahnya apakah cocok. Jangan sampai yang divaksin beda dari yang di KTP. 

Meja 2 (dokpri)

Di meja dua dilakukan penyaringan, pertama tekanan darah harus 130/80 mmHg atau kurang. Kalau lebih, jangan divaksin.

Kemudian ditanya apa pernah kena Covid-19, apa ada penyakit autoimun, apakah ada sakit ginjal atau jantung parah, adakah kanker, adakah kelainan darah. Kalau diabetes melitus maka HbA1c (gula selama 3 bulan di sel darah merah) harus kurang 7. Kalau tidak lolos penyaringan maka gagal divaksin. 

Meja 3 (dokpri)

Di meja tiga petugas menunjukkan vaksinnya dan mengambil sebagian dari botol buat divaksinkan. Sisanya disimpan untuk dua minggu lagi divaksin ulang. Kalau tidak mau repot tarik lengan baju ke atas, bolehlah pakai baju dengan bahu bolong seperti di foto atas. 

Meja 4 (dok. Pri)

Akhirnya sampailah di meja keempat di mana kita diobservasi setengah jam dan diberikan sertifikat vaksinasi serta kartu selesai divaksin pertama.

Sertifikat vaksinasi (dokpri)

Walau sampai saat menulis ini bahu kiriku masih pegal, tetapi tidak sepegal dan sedongkol kalau melihat berita-berita atau pengakuan pasien yang tidak menaati protokol kesehatan saat terkena tular Covid-19. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline