Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Apakah Penyakit Gondok Beracun Menular ke Pasangan Saya, Dok?

Diperbarui: 12 April 2021   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasien gondok beracun (dok.pri.)

"Ha? Hormon tiroidku lebih 24? Padahal istriku hanya 17? Apa gondok beracun menular dari istri ke suami, Dok?" tanya pasien laki-laki usia 30-an tahun dan kebetulan istrinya sudah terlebih dahulu ketahuan penyakit gondok beracun (hipertiroid).  Normalnya hormon tiroksin aktif, T4 antara 6,4-9,4 satuan, bervariasi tergantung alat dan reagen pemeriksa.

"Ah, masak gondok beracun kamu dari aku asalnya. Bukan itu penyebabnya, Dok, ya?" Si istri yang juga umur 30-an tahun agak sewot.

"Oh, bukan. Ini tidak menular. Penyebabnya mungkin peradangan gondok oleh virus atau reaksi autoimun, ada tumor di otak ada makan obat yang memancing banyak yodium atau makan-makanan yag berlebihan yodium, misalnya makanan laut dan yang banyak penyedap rasa."

Mendengar jawabanku itu keduanya tersenyum dan menjadi lega, hipertiroid bukan penyakit menular dan masih mungkin sembuh tanpa makan obat (PTU atau tirozol) kalau kontrol secara teratur.

Hipertiroid memiliki gejala dan tanda objektif yang khas, gejalanya antara lain:

  • Jantung berdebar disebut palpitasi dan kalau tidak teratur disebut atrial fiblilasi.
  • Tremor atau gemetar di bagian tangan.
  • Mudah merasa gerah dan berkeringat.
  • Gelisah.
  • Mudah marah.
  • Berat badan turun drastis.
  • Sulit tidur.
  • Konsentrasi menurun.
  • Diare.
  • Penglihatan kabur.
  • Rambut rontok.
  • Gangguan menstruasi pada wanita.

Tanda objektif yang dapat dilihat saat pemeriksaan:

  • Pembesaran kelenjar tiroid disebut struma.
  • Bola mata terlihat sangat menonjol disebut exoptalmus.
  • Muncul ruam kulit atau biduran.
  • Telapak tangan kemerahan.
  • Tekanan darah meningkat.

Yang menarik memang di awal tahun 2020 ini ada 3 pasangan hipertiroid yang saya temui dan tampaknya saling tidak terima penyakit ini diberikan oleh suami atau istrinya. 

Padahal waktu menikah mereka sepakat menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam suka atau duka, namun soal sakit dan penyakit tempaknya mereka masih belum rela ditulari atau ikut menderita.

Kemungkinan memang makanan yang sering dikonsumsi oleh suami istri tersebutlah yang sama dan itu mungkin saja makanan laut, makanan berpengawet dan berpenyedap rasa berlebihan tetapi perlu ditekankan bahwa penyakit ini bukan penyakit menular apalagi menular lewat hubungan seksual.

dokumentasi KOMPAL




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline