Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Dokter Kok Ketiduran?

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13873380421630848926

[caption id="attachment_309491" align="aligncenter" width="604" caption="(dokumentasi pribadi)"][/caption]

"Dokter kok ketiduran? Ngantuk,ya?"Tanya seorang perawat bangsal yang  masuk ke ruang praktek untuk minta resep obat pasien yang habis.

"Nah,lho. Saya tidur beneran, ya? Wah, tolong foto saya lagi tidur, ya."Kataku kasih blackberry minta difoto adegan ulang tidur tadi.

"Maaf, dok. Tadi dia nyelonong sih. Kami tidak bisa cegah."Kata perawat poliklinik sambil tertawa geli.

"Iya, saya tadi minta istirahat setengah jam jangan diganggu, kecapek-an."Kataku, waktu itu hari Senin siang sekitar pukul 12.00.

"Maaf, dok. Nanti lain kali saya tanya perawat poliklinik dulu, hehehehe."Kata si perawat bangsal.

Nah, saya sering seperti itu, ketiduran kalau sudah sangat kelelahan di rumah sakit. Bolehkah? Boleh saja. Di Jepang malah ketiduran di meja kerja dianggap 'manusiawi' dan alamiah, selagi si karyawan memang selalu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Lain halnya kalau si karyawan terkenal malas dan tidak bisa mengatur waktu.

Rasa lelah terjadi karena adanya penumpukan zat sisa-sisa metabolisme di otot yang namanya asam laktat. Asam inilah yang membuat lelah, dia mengirim sinyal ke otak supaya tubuh mengurangi aktifitasnya, maka otak pun membuat 'keinginan' untuk tidur, denyut jantung jadi pelan, pernapasan melambat dan ambang kesadaran menurun.

Untuk menurunkan asam, maka orang mulai menguap, jadi karbon dioksida keluar dan masukah oksigen yang membuat kadar H2CO3 berkurang, berganti HCO3 - selengkapnya bisa baca di sini.

Bisakah rasa lelah ini dihambat? Mungkin saja, kalau batas ambang 'kelelahan' dinaikkan oleh obat-obatan tertentu yang memacu otak tetap waspada biasanya yang mengandung stimulan (mengandung kafein atau amfetamin atau yang lain). Akibatnya jantung tetap berdenyut kencang, napas cepat, metabolisme masih aktif dan ini bisa fatal kalau berlangsung terus menerus.

Beberapa pasien saya yang konsumsi obat yang mengandung amfetamin bisa joget sampai 3 hari dan baru ambruk di hari keempat,biasanya harus dirawat di Intensif Care Unit (ICU) malah ada yang sampai meninggal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline