Lihat ke Halaman Asli

Poe Three

citizen of the world

Membuat Belajar Jadi Menyenangkan, Resensi Buku "Teach Like Finland" Karya Timothy D Walker Part 2/2

Diperbarui: 24 Juli 2020   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teach Like Finland | Timothy D. Walker | Juli 2017 | ISBN : 978 602 452 044 1 | Penerbit Grasindo | Genre : Educational

Bagian pertama dari resensi ini dapat dilihat di link berikut.

Belajar dan mengajar tidak bisa kita hindari dalam hidup. Teach Like Finland memberi kita suatu wawasan bagaimana negara Finlandia berusaha mendidik tidak hanya murid di sekolah, namun juga bangsanya secara keseluruhan.

Seperti telah disampaikan dalam resensi bagian sebelumnya, Finlandia masih mengadopsi prinsip kebahagiaan sebagai dasar pengajarannya, dengan berprinsip bahwa murid yang berbahagia akan menjadi pembelajar yang lebih baik

Berikut adalah poin-poin selanjutnya yang menjadi dasar pembelajaran di Finlandia.

Penguasaan

Untuk menjadi bahagia, salah satu hal mendasar yang harus kita miliki adalah perasaan kompeten dalam satu area tertentu, sehingga penguasaan adalah kebutuhan kita (Raghunathan, 2016). Hal ini yang kemudian menginspirasi para pendidik Finladia untuk menekankan pengajaran terhadap hal-hal yang mendasar, dimana hal tersebut memerlukan kestabilan dan fokus arah yang baik. Penggunaan buku paket merupakan salah satu cara menuju standar penguasaan ilmu sesuai kurikulum siswa. Kreativitas yang terarah diperlukan sehingga matrikulasi dan tujuan pengajaran juga tetap tercapai.

Penggunaan musik dipercaya dapat membantu murid untuk fokus yang menjadi dasar untuk menguasai suatu pembelajaran. Selain musik, penerapan moto ‘learning by doing’ juga didorong sedemikian rupa agar siswa dapat merasakan bentuk pekerjaan sesungguhnya (Walker mencontohkan profesi penulis), dimana murid dibebaskan dari ‘cara’ belajar konvensional dan dibiarkan mengadopsi cara memecahkan masalah sesuai profesi dan minat yang ditujunya masing-masing.

Yang menarik adalah konsep perustella (bahasa Finlandia yang berusaha diterjemahkan menjadi ‘membenarkan’ oleh Walker), dimana siswa-siswa Finlandia sejak dini diajarkan untuk memiliki opini, bahkan terhadap hal-hal yang seringkali jarang dibicarakan seperti kehilangan pekerjaan, narkoba, politik, perang, etika, junkfood, seks, dan lain-lain. Hal ini berdampak mereka selalu memperbaharui pengetahuannya untuk dapat beropini dan berdiskusi secara terbuka tentang hal-hal tersebut. Kebiasaan ini juga yang menjadikan kemampuan analisis masalah dan kreativitas untuk memecahkan masalah berkembang dengan baik. Peran pengajarlah yang bertanggung jawab terhadap atmosfer tersebut.

Bentuk soal essai untuk Ujian Matrikulasi tidak kaku seperti contohnya “sebukan dasar-dasar diet Finlandia….”, namun dibuat lebih kompleks seperti “apa dasar rekomendasi diet di Finlandia dan apakah tujuannya? Jelaskan pemikiranmu”; yang secara tidak langsung menuntut siswa untuk mempelajari materi secara lebih menyeluruh dan mendalam. Ini contoh perustella yang dimaksud Walker.

Pola Pikir

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline