Lihat ke Halaman Asli

Saepiudin Syarif

TERVERIFIKASI

Writer

PTM 100 Persen, Waspada 100 Persen

Diperbarui: 19 Januari 2022   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pendidikan tatap muka | Antara Foto/Ampelsa via kontan.co.id

Kebijakan membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% oleh pemerintah pada sekolah-sekolah di tengah situasi pandemi membuat sebagian orang tua siswa merasa khawatir. Mengingat belum semua orang mendapat vaksin dan adanya varian Omicron yang lebih ganas dalam penularannya.

Di sisi lain pembelajaran secara daring maupun hybrid dirasa kurang efektif bagi murid dan guru dalam melaksanakan program belajar mengajar. Banyak kendala yang terjadi, disadari atau tidak akhirnya "pemakluman" pun dilakukan.

Bencana Covid-19 di seluruh dunia membuat dunia pendidikan berjalan "pincang" dan hasilnya tidak bisa maksimal. Pemberian nilai dan kelulusan pun menjadi lebih subjektif pada anak didik. 

Pemakluman yang penting anak didik naik kelas dan lulus dilakukan agar para siswa tidak patah arang dan masih dapat melanjutkan pendidikannya.

Hal ini tentu saja sedikit banyak mempengaruhi kualitas pemahaman siswa terhadap pelajaran dan kualitas lulusan yang dihasilkan pada masa pandemi ini.

Salah satunya materi silabus dalam kurikulum yang terlewatkan mengingat banyaknya hambatan pembelajaran daring maupun hybrid selama pandemi kurang lebih dua tahun ini.

Dampak lainnya jumlah anak didik yang putus sekolah karena harus bekerja di masa pandemi. Sebuah pekerjaan rumah lain bagi pemerintah untuk mengatasi hal ini.

Penurunan kualitas siswa tentu sangat membahayakan bagi sebuah negara. Apalagi di masa depan persaingan dengan negara lain akan semakin ketat. "Pemakluman" pemahaman siswa maupun nilai tidak mungkin dilakukan terus.

Meskipun sebagian sudah beradaptasi dengan pembelajaran daring tapi pembelajaran tatap muka secara umum masih dianggap lebih efektif bagi pemahaman siswa dan kualitas pendidikan yang diharapkan.

Interaksi secara langsung antara guru dengan murid dalam kelas membuat suasana belajar lebih fokus dibanding belajar daring yang lebih susah dikontrol oleh guru.

Dengan bertatap muka secara langsung ada ikatan emosi yang lebih dari guru kepada siswa dan antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesadaran dan tanggung jawab akan perannya masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline