Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PTM 100 Persen, Waspada 100 Persen

17 Januari 2022   07:02 Diperbarui: 19 Januari 2022   08:45 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan tatap muka | Antara Foto/Ampelsa via kontan.co.id

Kebijakan membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% oleh pemerintah pada sekolah-sekolah di tengah situasi pandemi membuat sebagian orang tua siswa merasa khawatir. Mengingat belum semua orang mendapat vaksin dan adanya varian Omicron yang lebih ganas dalam penularannya.

Di sisi lain pembelajaran secara daring maupun hybrid dirasa kurang efektif bagi murid dan guru dalam melaksanakan program belajar mengajar. Banyak kendala yang terjadi, disadari atau tidak akhirnya "pemakluman" pun dilakukan.

Bencana Covid-19 di seluruh dunia membuat dunia pendidikan berjalan "pincang" dan hasilnya tidak bisa maksimal. Pemberian nilai dan kelulusan pun menjadi lebih subjektif pada anak didik. 

Pemakluman yang penting anak didik naik kelas dan lulus dilakukan agar para siswa tidak patah arang dan masih dapat melanjutkan pendidikannya.

Hal ini tentu saja sedikit banyak mempengaruhi kualitas pemahaman siswa terhadap pelajaran dan kualitas lulusan yang dihasilkan pada masa pandemi ini.

Salah satunya materi silabus dalam kurikulum yang terlewatkan mengingat banyaknya hambatan pembelajaran daring maupun hybrid selama pandemi kurang lebih dua tahun ini.

Dampak lainnya jumlah anak didik yang putus sekolah karena harus bekerja di masa pandemi. Sebuah pekerjaan rumah lain bagi pemerintah untuk mengatasi hal ini.

Penurunan kualitas siswa tentu sangat membahayakan bagi sebuah negara. Apalagi di masa depan persaingan dengan negara lain akan semakin ketat. "Pemakluman" pemahaman siswa maupun nilai tidak mungkin dilakukan terus.

Meskipun sebagian sudah beradaptasi dengan pembelajaran daring tapi pembelajaran tatap muka secara umum masih dianggap lebih efektif bagi pemahaman siswa dan kualitas pendidikan yang diharapkan.

Interaksi secara langsung antara guru dengan murid dalam kelas membuat suasana belajar lebih fokus dibanding belajar daring yang lebih susah dikontrol oleh guru.

Dengan bertatap muka secara langsung ada ikatan emosi yang lebih dari guru kepada siswa dan antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesadaran dan tanggung jawab akan perannya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun