Lihat ke Halaman Asli

Saepiudin Syarif

TERVERIFIKASI

Writer

Daur Sampah Dapur Jangan Ngawur

Diperbarui: 26 September 2021   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika manajemen limbah dapur tiap rumah tangga sudah baik mungkin gunung sampah ini tidak perlu ada. Foto: jogja.tribunnews.com

Sampah rumah tangga merupakan sampah paling banyak dihasilkan. Jika satu rumah menyumbang tiga kilogram sampah setiap harinya berapa ton sampah dari setiap rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota madya, provinsi, dan sebuah negara.

Tak usah dibayangkan. Pusing yang pasti, sebab begitu banyaknya. Untuk itu perlu kesadaran dari tiap rumah untuk mengurangi sampah yang dibuang ke luar rumah.

Caranya dengan mendaur ulang, memilah sampah rumah tangga, dan memproduksi seminimal mungkin sampah sehingga yang disetor ke tempat pembuangan akhir sampah pun ikut berkurang.

Tapi bagaimana caranya?

Sampah rumah tangga kebanyakan berasal dari bahan makanan yang gampang busuk sehingga menyimpannya terlalu lama pun akan malah mengundang hama dan penyakit.

Lalat, tikus, kecoa adalah binatang yang identik dengan hama yang harus dihindari di rumah dan paling senang berkunjung ke tempat yang banyak sampah. Menimbun sampah sama saja dengan membuka pintu pada tamu yang tak diundang tersebut.

Cara sederhana memilah sampah rumah tangga dengan memisahkan sampah organik dan anorganik.

Sampah organik adalah sampah basah sisa bahan makanan dari sayuran, buah, dan lainnya. Sedangkan sampah anorganik sampah kering seperti  kaca, plastik, kertas, karton, bekas alat elektronik, dan sejenisnya.

Kedua jenis sampah tersebut bisa di daur ulang tapi untuk sampah anorganik hampir 99,9% rumah tangga di Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk memproses ulang layaknya pabrik yang bisa membuat barang baru.

Untuk itu diperlukan pihak lain untuk memprosesnya. Pisahkan masing-masing bahan seperti botol kaca, botol plastik, kertas, karton. Kumpulkan secara berkala lalu bisa dijual ke tukang loak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline