Lihat ke Halaman Asli

Petrus Kanisius

TERVERIFIKASI

Belajar Menulis

Hutan

Diperbarui: 6 September 2021   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hutan. Foto : pixabay.com

Hijau nan rimbun itu julukan abadimu

Tak bisa disangkal engkau (hutan) segalanya bagi yang merasa hadirmu begitu penting

Bertahun-tahun, semua nafas menggantung dan tergantung padamu

Tak sedikit menyebutmu pusaka titipan yang kini kondisinya sedikit genting

Genting karena hadirmu (hutan) yang tak lagi banyak yang peduli, namun tak sedikit yang mengorbankan, menggadaikanmu hingga membuatmu rebah tak berdaya

Rimbunmu berganti gersang bersama benalu-benalu rindu koar kelakar tajukmu memberi peneduh namun gaduh kala rinai rintik turun dengan derasnya

Masih hijaukah dikau kini hutanku?

Bertanya senada tentang fakta di pelupuk mata

Hijau rimbunmu kini tak lagi senada harmoni

Hutanku tak lain pula sebagai nafasku dan nafasmu pula

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline