Lihat ke Halaman Asli

Petrus Kanisius

TERVERIFIKASI

Belajar Menulis

Kemarau, Kita, Ancaman Bahaya Kebakaran, dan Asap

Diperbarui: 10 Agustus 2019   02:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karhutla di dekat pemukiman masyarakat jalan Karya Tani, Lingkar Kota Ketapang, Kalbar (3-4 /8/8/2019) kemarin. Foto: Desi/YP

Sudah hampir sebulan lebih kemarau terjadi, kita semua pun dihadapkan dengan berbagai kerentan terjadinya kebakaran dan asap karena kebakaran hutan atau pun lahan.

Seperti misalnya saat ini, kebakaran hutan dan lahan benar-benar terjadi. Seperti misalnya di beberapa wilayah di Kabupten di Kalimantan Barat, kebakaran hutan dan lahan telah terjadi.

Berdasarkan pantauan dari BMKG pada 7 Agustus 2019 kemarin, terpantau ada 175 titik api di Kalimantan Barat. Adapun sebaran titik api yang paling banyak terpantau adalah di Kabupaten Ketapang 34 titik.

Terjadinya kebakaran hutan dan lahan tentunya juga akan menjadi ancaman bahaya kebakaran dan asap.

Musim kemarau, kita dan ancaman kebakaran dan asap bisa terlihat dengan apa yang terjadi. Mulai sulit air bersih, sejuk yang tak biasa (sejuk menusuk/dingin sekali).

Belum lagi terkait dengan dampak dari karhutla (kebakaran hutan dan lahan) sedikit banyak berpengaruh kepada ragam ekosistem hutan dan segala isinya. 

Selain juga, dampak lainnya seperti jarak pandang terbatas yang pasti berbahaya bagi aktivitas sehari-hari manusia. Banyak cara yang sejatinya bisa dilakukan agar kehidupan sehari-hari tidak terkena dampak karhutla, tidak terkecuali anak-anak sekolah dan aktivitas ekonomi sosial dan budaya masyarakat.

Dikhawatirkan, jika hutan terus terbakar maka akan berakibat pada ekosistem dan aktivitas sehari-hari masyarakat.

Menjadi penting untuk diingat, jika hutan dan lahan terus menerus terjadi maka akan berdampak baik langsung atau pun tak langsung bagi sendi-sendi kehidupan masyarakat.


Direktur Program Yayasan Palung Victoria Gehrke, mengatakan, "Apabila Kebakaran hutan terjadi, maka akan menghancurkan bukan hanya hutan hujan dan habitat satwa liar yang berada di dalam kawasan (habitat) dan bisa menggusur spesies langka seperti orangutan yang sangat dilindungi, selain itu juga bisa membakar tanaman, hutan lindung, plot agroforestri, lahan yang direhabilitasi, lahan gambut, rumah-rumah penduduk dan banyak lagi".

Lebih lanjut, Victoria sapaan akrabnya mengatakan, Kabut asap dan polusi dari api juga bisa berdampak bagi kesehatan manusia dan pengaruhnya bisa berdampak terhadap ekonomi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline