Tak salah, itu sah-sah saja terkait untuk apa bumi diciptakan sebagai rumah segaligus nafas
Tempat berdiam segenap (segala yang bernyawa) dan tak bernyawa
Semua perlu bumi sebagai tempat berpijak, berkembang biak dan bernafas
Dari awal hingga belum tahu akhir, namun yang pasti usia bumi sudah semakin tua
Sang Pencipta mencipta jua menitip kepada generasi ke generasi bahwa bumi sebagai rumah dan nafas adalah sebagai titipan bukan warisan
Dari masa ke masa, diusianya yang semakin renta bumi selalu sabar menampung dirumahnya yang semakin rapuh dan rusak karena guratan sekaligus juga goresan dari tingkah polah manusia menantang
Panas terik tak lagi terhalang atap melainkan terang benderang menghadang langsung pada segenap isi bumi dan penjuru kota serta hutan
Tanda penanda realita gerah gelisah terang benderang sang surya kian dan tak kentara merajalela menebus batas kesabaran hingga memakan korban jiwa karena suhu diambang batas sekaligus cobaan yang selalu dan siap menghadang
Gedung-gedung bertingkat semakin merajai menggunakan kipas peyejuk ruangan sebagai penuh jiwa sekaligus jua penyibak mentari untuk semakin menghangat begitu keliahatan
Panas menyengat, dingin menusuk merenda memperbaiki bumi sebagai rumah untuk memperlambat laju si nasib bumi tua
Merenovasi karena hendak hati memperbaiki yang memeranggas rebah tak berdaya, bersisir berjejer rapi acap kali termakan api, menutup lubang-lubang menganga ditepian