Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Penjual Mie Jawa Solo Digertak "Sambal" oleh Oknum Mengaku Pegawai Dinas Tata Kota

Diperbarui: 13 April 2019   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengaku Pegawai Dinas Tata Kota, Oknum Ini Gertak "Sambal"


Seorang teman menuliskan chattingnya kepada saya akan apa yang dialaminya tadi pagi di lokasi tempat orangtuanya berjualan. Makassar (13/4/2019).

Dikatakan dalam chattingnya bahwa datang seorang  berjenis kelamin perempuan ke warung makan mie Jawa Solo mengaku sebagai pegawai Dinas Tata Kota, berperawakan sedang. Dikatakan dengan nada kasar tanpa tatakrama, "ditegaskan bahwa lokasi ini tidak bisa dijadikan tempat berjualan dan merusak tata kota."

Lokasi jualan jauh dari jalan raya (dok/istimewa)

Notabene warung Mie Solo Jawa Tengah yang beralamat di jalan Sungai Saddang sama sekali tidak menggangu parkiran, letak gerobak berjualan berada di dalam persil bangunan dan tidak mengganggu aktivitas umum. Lokasi parkiran terbilang cukup luas bahkan sama sekali tidak memakan bahu jalan.

Mie Jawa Solo

Sayangnya, pemilik warung Mie Solo ini tidak sempat memotret wajah oknum perempuan yang mengaku sebagai pegawai Dinas Tata Kota ini.
Dikatakan pedagang mie jawa solo, "oknum memakai kendaraan sejenis SuV berwarna merah, sayangnya tidak sempat dicatat plat nomornya, namun apabila dalam proses berjualan ada yang kurang berkenan kami mohon diberikan penyampaian secara baik baik, bukankah abdi negara adalah melayani masyarakat." Katanya.

Lahan parkir terbilang luas

Sedangkan pemilik lahan atas nama Estelina sudah mengijinkan untuk berjualan dengan mengontraknya per tahun.

Dan warung legendaris ini telah berjualan disekitar sungai Saddang sejak tahun 1970 an bermula dari Sungai Saddang IV, namun karena lokasi dibangun ruko maka hijrah lah ke tempat sekarang sejak sebulan ini di jalan Sungai Saddang Lama  70, samping Warung Coto Sungai Saddang dan Kantor Aliyah, atau sebelum pertigaan  Jalan Sungai Saddang IV.

Penjual sedang meracik mie jawa

Aksi bar-bar ini menjadi perhatian Pemerintah Kota Makassar, khususnya Dinas Tata Kota. Sebagai rakyat kecil dan perantauan hanya melestarikan kearifan budaya kuliner lokal, khususnya Mie Jawa dari Solo Jawa Tengah.

Jangan biarkan penguasa menindas roda perekonomian rakyat kecil. Tontonan ini tak berfaedah di Era yang serba destruktif ini.

Mie jawa Bersama grab (dok/istimewa)

Fakta yang tak terbantahkan lagi di lapangan betapa masih adanya pemangku kepentingan sekarang berkata kata kasar, selain faktor lingkungan utamanya adalah jabatan dan materi.

Apa kita rela melihat pelaku ekonomi kerakyatan, seperti berjualan Mie dan Bakso Jawa asal Solo ini hancur, serta masa depan pendidikan suram, ditambah biaya hidup begitu mencekik leher.

Lapak berjualan mie jawa (dok/istimewa)

Bukankah sebaiknya sebagai pemimpin berwawasan nusantara berusaha melayani masyarakat, sebab pemimpin abad ini adalah melayani bukan dilayani dan tidak suka ngamuk-ngamuk, apatah lagi kepapda rakyat. Ingat lumbung suara terbesar itu datangnya dari akar rumput.

Semoga suara rakyat kecil ini mendapatkan keadilan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline