Lihat ke Halaman Asli

Pieter Sanga Lewar

Pasfoto resmi

Nukilan Homo Sapiens: Dua Delapan Januari

Diperbarui: 28 Januari 2023   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah

(Bahasa Jawa)

 

 Kerja bakti warga RT 02 RW 05 Kelurahan Kramatan, Kecamatan Wonosobo, mempersipakan perhelatan pemilihan ketua rukun tetangga  dilaksanakan dengan memasang tenda dan perangkat lainnya seperti layaknya pemilukada. Semua warga RT 02 bahu-membahu  untuk menyukseskan pelihan esok harinya. Kerja bersama atau bergotong royong, yang menjadi ciri khas sosial masyarakat Indonesia pada umumnya, sungguh terasa hidup dalam dinamika itu. 

Yang tua dan muda, laki-laki dan perempuan bergandeng tangan melakukannya. Ada kesatuan dan persatuan yang terbaca dalam dinamika itu yang sederhana itu. Hasilnya adalah kerukunan hidup bersama sebagai saudara sejati.

Rasa persaudaraan sejati merupakan kekuatan untuk memahami dan menghargai orang lain tanpa mengenal dinding-dinding pembatas kemanusiaan. 

Persaudaraan yang sejati  tercermin dalam tindak dan tutur berhati nurani, yang berpegang teguh pada kebenaran yang lebih tinggi daripada kebenaran perorangan atau kelompok;  yang melihat tujuan yang lebih besar daripada tujuan perorangan atau kelompok; yang mendengarkan suara kemerduan dan keagungan lebih tinggi daripada suara keluh kesah perorangan atau kelompok. Di dalam warna hidup yang demikian, kerukunan pasti  mendatangkan  hidup sentosa; sebaliknya, hidup yang  selalu bertikai pasti akan menghasilkan perceraian.

Untuk dapat bekerja bersama, tolong menolong dan bahu membahu, kita harus memiliki kesadaran persaudaraan. Di dalam Mazmur 133 ini ada hal penting untuk membangun pengertian kita tentang pentingnya persaudaraan. "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. 

Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya" (Mazmur 133:1-3)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline