Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah
(Bahasa Jawa)
Kerja bakti warga RT 02 RW 05 Kelurahan Kramatan, Kecamatan Wonosobo, mempersipakan perhelatan pemilihan ketua rukun tetangga dilaksanakan dengan memasang tenda dan perangkat lainnya seperti layaknya pemilukada. Semua warga RT 02 bahu-membahu untuk menyukseskan pelihan esok harinya. Kerja bersama atau bergotong royong, yang menjadi ciri khas sosial masyarakat Indonesia pada umumnya, sungguh terasa hidup dalam dinamika itu.
Yang tua dan muda, laki-laki dan perempuan bergandeng tangan melakukannya. Ada kesatuan dan persatuan yang terbaca dalam dinamika itu yang sederhana itu. Hasilnya adalah kerukunan hidup bersama sebagai saudara sejati.
Rasa persaudaraan sejati merupakan kekuatan untuk memahami dan menghargai orang lain tanpa mengenal dinding-dinding pembatas kemanusiaan.
Persaudaraan yang sejati tercermin dalam tindak dan tutur berhati nurani, yang berpegang teguh pada kebenaran yang lebih tinggi daripada kebenaran perorangan atau kelompok; yang melihat tujuan yang lebih besar daripada tujuan perorangan atau kelompok; yang mendengarkan suara kemerduan dan keagungan lebih tinggi daripada suara keluh kesah perorangan atau kelompok. Di dalam warna hidup yang demikian, kerukunan pasti mendatangkan hidup sentosa; sebaliknya, hidup yang selalu bertikai pasti akan menghasilkan perceraian.
Untuk dapat bekerja bersama, tolong menolong dan bahu membahu, kita harus memiliki kesadaran persaudaraan. Di dalam Mazmur 133 ini ada hal penting untuk membangun pengertian kita tentang pentingnya persaudaraan. "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya" (Mazmur 133:1-3)