Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Jadi Anggota Koperasi "Zaman Now", Ikut Jaga Stabilitas Sistem Keuangan

Diperbarui: 31 Agustus 2020   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari kompas.com

Peran koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional kerap dipandang sebelah mata. Padahal selama ini koperasi memusatkan pelayanannya pada masyarakat kecil dan UMKM yang terbukti cukup tangguh menghadapi hempasan badai ekonomi. Mungkin masih lekat di ingatan kita saat krisis ekonomi global ikut melanda tanah air pada tahun 1998 dan 2008 yang membuat sektor keuangan nyaris lumpuh. Saat itu geliat masyarakat akar rumput-lah yang kemudian menjadi penopang perekonomian tanah air.

Dari perspektif tata kelola, koperasi khususnya koperasi simpan pinjam sebenarnya melakoni prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang prudent dan aman.

Ilustrasinya seperti ini. Anggota koperasi memiliki simpanan wajib, simpanan sukarela serta tabungan-tabungan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan anggota koperasi. Misalnya: jika anggota koperasi didominasi oleh nelayan, maka koperasi semestinya menyiapkan tabungan khusus untuk keperluan nelayan seperti tabungan untuk pembelian perahu dan alat tangkap atau simpanan darurat yang digunakan pada saat cuaca sedang ekstrim sehingga tidak memungkinkan untuk melaut.

Dana bersama yang berasal dari simpanan ini kemudian digunakan oleh anggota lain yang membutuhkan dalam bentuk pinjaman. Tabungan anggota peminjam menjadi jaminan utama pinjamannya. 

Untuk meminimalkan risiko kredit, biasanya anggota peminjam diberi pinjaman tidak jauh dari jumlah simpanannya. Tapi apabila kebutuhan calon anggota peminjam jauh lebih tinggi dari simpanannya, maka anggota peminjam harus harus memenuhi syarat dan ketentuan khusus dari koperasi. 

Misalnya sudah harus lulus dari kursus atau pendidikan tertentu, usia keanggotaan sudah cukup lama, memiliki riwayat pengembalian yang baik dari pinjaman-pinjaman sebelumnya atau menyertakan jaminan tambahan.

Tentu saja analisis kreditnya juga harus mendukung guna memastikan anggota memiliki kemampuan bayar yang memadai untuk pinjamannya.

Jadi prinsipnya adalah dana bersama ini dari anggota, dikelola oleh anggota dan hasilnya kembali ke anggota. Jika koperasi berhasil mengedukasi anggota-anggotanya untuk menjadi anggota aktif (baik menabung, meminjam maupun mengembalikan pinjaman) koperasi akan menjadi institusi keuangan yang tangguh dan tahan banting.

Saya sendiri sudah menjadi anggota pada salah satu Koperasi Credit Union sejak tahun 2009. Selama ini sudah beberapa kali memanfaatkan produk pinjaman dari Credit Union kami: Pinjaman Tanah dan Perumahan untuk membeli aset berupa tanah, Pinjaman Kendaraan (untuk pinjaman ini saya sudah dua kali mengajukan untuk pembelian sepeda motor) dan Pinjaman Konsumtif (kebutuhan keluarga).

Patut disyukuri, selama ini semua pinjaman selalu dibayar tepat waktu dan tepat jumlah (TWTJ). Sebagai anggota Credit Union, saya memahami betul dalam manajemen keuangan koperasi pengembalian pinjaman TWTJ cukup penting untuk memastikan arus kas koperasi berjalan baik, likuiditas selalu terjaga dan pendapatan tetap optimal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline