Lihat ke Halaman Asli

Kuda yang bijaksana

Diperbarui: 16 Oktober 2015   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sebuah padang rumput, tinggallah sekawanan kuda liar. Mereka hidup dengan nyaman karena persediaan makanan dan air yang melimpah. Namun pada suatu pagi yang cerah, muncul seekor macan kelaparan yang sedang berburu mangsa. Kuda-kuda itu pun berlarian ke segala penjuru untuk menyelamatkan diri. Seekor kuda putih yang malang menjadi target santap siang sang macan. Namun rupanya dewi fortuna masih berpihak padanya. Dengan perjuangan keras, dia pun berhasil lolos dari maut.

Setelah yakin bahwa keadaan cukup aman, kuda putih itu duduk dan beristirahat di bawah sebuah pohon. Angin sepoi-sepoi membuatnya mengantuk. Tiba-tiba ia tersentak ketika sebuah tali laso menjerat lehernya. Dia pun melompat-lompat berusaha membebaskan dirinya, namun jeratan itu sangat kuat. Ditambah dengan staminanya yang sudah terkuras habis, akhirnya kuda putih itu pun menyerah.

Orang-orang itu membawanya pergi dan memasukkannya ke dalam sebuah kandang sempit dan berbau. Seekor kuda tua nampak sedang beristirahat di situ. "Halo cantik.." Kuda tua itu menyapa si pendatang baru. "Malang sekali kau tertangkap olehnya." 

"Apakah aku akan dibunuh?" Kuda putih itu bertanya keheranan. Sebersit kekhawatiran muncul dalam hati kecilnya

"Lebih buruk lagi."

"Apa maksudmu?"

"Dasar anak bodoh.. Ia akan menyiksamu dengan beban yang berat dan lecutan yang menyakitkan. Tak ada lagi kebebasan ataupun rumput segar. Menurutku itu lebih mengerikan daripada kematian." Tubuh kuda tua yang penuh goresan itu seolah ikut menceritakan apa yang dimaksudnya. "Dia sangat kejam.."

"Benarkah? Oh, malangnya nasibku.." Kuda putih itu pun meratap. Hatinya ciut oleh ketakutan akan penderitaan itu.

Tak berapa lama kemudian, manusia itu menyorongkan ember makanan ke dalam kandang lalu pergi meninggalkan kedua ekor kuda malang itu. Si kuda putih yang memang kelaparan segera mendekati ember itu dan menjulurkan lidahnya. Namun seperti yang sudah diceritakan oleh sang kuda tua, makanan itu menjijikan.

"Bah.. Makanan apa ini?! Aku tak mungkin memakannya." Kuda putih itu membuang kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya.

"Cobalah untuk menikmatinya, ini akan menjadi makananmu seterusnya." Si kuda tua mendekat dan mulai makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline