Lihat ke Halaman Asli

Rinus Urbasa, Pace Papua yang Mengubah Aliran Air Kelapa Menjadi Rupiah

Diperbarui: 12 Desember 2019   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rinus Urbasa (kiri) membela kelapa muda melayani pembeli pada Festival Suling Tambur Raja Ampat di Kampung Pam, Desember 2019 (Dokumentasi pribadi)

Matahari mencapai titik nadirnya. Siang itu jarum jam menunjukkan pukul 13.00 waktu Papua. Hari itu Sabtu 30 November 2019, panas yang menyenggat membuat sejumlah pengunjung Festival Suling Tambur ke-3 tahun 2019 yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat di Kampung Pam, Distrik Waigeo Barat Kepulauan bergegas mencari tempat yang nyaman untuk berteduh.

Sebagian lain mencari penyejuk dahaga. Hampir semua air kemasan yang didinginkan dengan es batu habis terjual. Tiga bulan terakhir, langit Papua memang enggan menurunkan titik kesejukannya di bumi yang dikenal dengan sebutan "Bumi Cenderwasih" tersebut, termasuk Raja Ampat. Sebagai daerah kepulauan kondisi seperti ini pasti sangat  terasa di Raja Ampat.

Di tengah hinggar-binggar musik tambur, musik khas Papua atau musik suling tambur siang itu, nampak seorang lelaki yang menggenakan topi berwarna merah dengan kaos dan celana jeans biru sibuk mengupas kelapa muda dan melayani permintaan pengunjung festival Suling Tambur Raja Ampat tahun 2019 .

Lelaki yang ditemanin dua putra dan istri itu adalah Rinus Urbasa, kelahiran Kampung Pam, Distrik Waigeo Barat Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat Papua Barat.

Rinus Urbasa yang berusia 38 tahun tersebut tidak tergoda dengan gegap gempita dan kemeriahan suara tamur yang membahana di langit-langit Kampung Pam, Raja Ampat, Papua Barat siang itu.

Rinus lebih memilih  untuk menghasilkan uang dari momentum tersebut. Rinus tahu bagaimana memanfaatkan peluang. Rupanya jiwa pebisnis lelaki berkulit hitam tersebut tengah merasukinya.

Rinus tahu apa yang dibutuhkan pengunjung festival saat berada di bawah teriknya matahari akhir November 2019 siang itu. Yah lelaki dengan empat anak itu menyediakan air kelapa muda.

"Satu buah Rp 15.000, Pak," ujar Rinus Urbasa kepada penulis yang menanyakan harga kepala muda yang dijualnya.

Rinus sapaan Rinus Urbasa bukan baru kali itu menjajakan kelapa muda, tetapi sejak Pemda Raja Ampat dan panitia pelaksana tiba di Kampung Pam mempersiapkan pelaksanaan Festival Suling Tambur ke-3 di Raja Ampat.

Panitia pelaksana Festival Suling Tambur Raja Ampat mempersiapakan venue dan seluruh rangkaian acara sepekan sebelum pelaksanaan Festival Suling Tambur ke-3 Raja Ampat yang dilaksanakan tanggal 29-30 November 2019.

Bagi Pace Rinus Urbasa menjual kelapa muda saat ini adalah solusi terbaik untuk menghasil rupiah ditengah anjloknya harga kopra atau kepala kering yang dalam dua tahun terakhir ini di Raja Ampat, Papua Barat dan mungkin di Indonesia umumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline