Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Pasca Pilpres 2019, K-Rewards Memakan Korban Seorang Kompasianer

Diperbarui: 5 Mei 2019   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : kompasiana.com

Harapan adalah impian. Cita-cita. Keinginan. Diseberangnya ada realitas. Seringkali realitas berlaku kejam tak terperi, tak diijinkannya harapan berlabuh di dermaganya. Dibiarkannya harapan itu hanyut dalam arus liar yang deras

Siapa yang dipersalahkan? 

--- 

Tadinya saya punya harapan besar usai pilpres, kompasianer kawakan ini nasibnya akan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Bagaimanapun, kompasianer ini banyak jasanya dalam perjalanan karier saya pada dunia menulis picisan di Kompasiana. 

Selain itu, integritas serta komitmen beliau pada kompasiana sudah tidak diragukan lagi. Itu entry point-nya, sehingga saya terpanggil untuk menuliskan artikel ini. Tanpa pamrih. Tidak pakai sambel. Tidak pakai bawang goreng. Juga tidak pakai kol. Tapi banyak kuahnya. Noted, yaa...

Harapan saya itu ternyata tidak terwujud. Padahal saya sudah menyebarkan banyak relawan untuk memantau sekaligus mengawal hasil perhitungan sampai akhir. Saya tempatkan mereka di tempat strategis.  Ada yang di warung soto, warung bakso, warung kopi, warung siomay, warung jomblo, dan tempat lainnya yang berpotensi menjadi tempat nongkrong.

Bukan hanya itu saja, saya juga membuat berbagai narasi positif, membangun diskusi intensif di berbagai tempat, serta mengerahkan para abal abal ahli surga dan neraka untuk meyakinkan publik bahwa beliau pantas memenangkannya.

Saya memahami beban moril beliau di dalam berbagai komunitas tempat beliau mengabdikan sebagian waktu dan tenaganya.  Di komunitas itu, beliau menjadi rujukan banyak orang,  termasuk saya yang seorang penulis picisan. Saya sudah menganggap beliau sebagai suhu saya melalui perhitungan tim internal saya. Dan kami sudah sering bermain suhu-suhuan, dengan kode "siaap suhuden!" heu heu heu....

Siapa beliau? Dia adalah Felix Tani. Seorang kompasianer lawas di usianya yang sepuh namun masih aktif menulis dibandingkan banyak kompasianer seangkatan yang sudah gantung jari. Beliau terus menulis di Kompasiana untuk berbagi informasi, pengetahuan dan tawa dengan humor revolusi mental. Itu motif utamanya. Bukan menulis demi uang.

Lu ngomong apa sih? Bikin bingung aja.  

Lagi nulis artikel picisan, bro....

Nulis kok ndak jelas, blas!

Itu baru foreplay, sabar dikit napa?

Baiklah, Casandra. Kalau itu bisa membuatmu bahagia!

 

Alkisah, sejak K-Reward diluncurkan tim Kompasiana, kompasianer Felix Tani tak pernah sekalipun mendapatkannya.  Entah sudah berapa kali bulan purnama berlalu. Entah sudah berapa kali tukang mie tok tok lewat, namun tak juga ada nama Felix Tani tercatat dalam pengumuman pemenang. 

Tentu saja ini menjadi tanda tanya besar seorang Felix Tani. Namun hal itu tak membuatnya patah arang. Celananya pun tak pernah sekalipun mlorot.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline