Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Timnas Indonesia Harus Adil dalam Selebrasi Lapangan di Asian Games

Diperbarui: 24 Agustus 2018   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ; kompas.com

Sebelum even Asian Games 2018 resmi dibuka, sejumlah cabang olahraga sudah memulai pertandingan babak penyisihan, salah satunya adalah sepak bola. Cabang ini memang langganan "curi start" secara resmi pada berbagai multi even olahraga Internasional, misalnya SEA Games dan Olimpiade.

Saat ini timnas sepak bola Indonesia sudah melakukan pertandingan ketiga pada babak penyisihan grup. Pertandingan pertama menang 4 : 0 lawan China Taipei, kedua kalah 1:2 lawan Palestina, dan ketiga menang 3 : 0 lawan Laos. Pertandingan terakhir dan sangat menentukan akan dilakukan hari Senin 20/8/2018 lawan Hongkong. Kalau indonesia menang maka akan juara grup dan lolos babak selanjutnya.

Dari laga yang sudah dilakoni, ada hal yang menarik saat Timnas Indonesia melawan Palestina. Hal itu dilatarbelakangi faktor hubungan spesial. Dan pertandingan itu merupakan pertemuan dua negara yang secara emosional punya hubungan sejarah dari dulu hingga kini.

Palestina merupakan bangsa pertama yang mengakui kemerdekaan RI tahun 1945. Disisi lain, Indonesia mendukung penuh perjuangan bangsa Palestina dari berlenggu zionisme Israel dari sejak hingga sekarang. Selain faktor perjuangan, juga adanya ikatan religi kedua negara.

Maka tak heran, ketika Palestina bertanding melawan negara Laos dan China Taipeh, penonton Indonesia banyak yang mendukung Palestina.

Dalam konteks sebagai penonton, mendukung tim manapun adalah hak pribadi penonton, dan itu sah-sah saja dilakukan. Apalagi bila tim tersebut menampilkan permainan yang menarik, menghibur dan memberi pelajaran kepiawaian olahraga.

Bagaimana timnas Indonesia sendiri bila bertanding melawan negara lain? Semua dukungan tergantung maunya penonton. Ketika Timnas melawan Palestina, sebagian gemuruh penonton mendukung Palestina. Salahkah? Tidak. Karena penilaian tersebut merupakan hal relatif bila penonton tidak mendukung atau mendukung tim nasionalnya sendiri. Penonton datang ke stadion membawa dirinya pribadi.

Hal menarik lainnya, dan ini menjadi pertanyaan besar bagi timnas sepak bola Indonesia adalah ketika berlaga melawan Palestina. Saya sempat terharu ketika usai pertandingan Timnas U-23 Indonesia, lewat komando sang kapten Hansamu Yama, melakukan selebrasi Viking Clab bersama tim Palestina karena ini penanda sebuah persahabatan.

Namun kemudian bertanya dalam hati, kenapa saat melawan China Taipei kita tidak lakukan? Kemudian, apakah ini juga akan dilakukan dengan negara Laos dan Hongkong? Ternyata tidak.

Saya awalnya berpikir, mungkin saat melawan China Taipei (sebelum lawan Palestina) timnas Indonesia "lupa". Jadi setelah selebrasi Vicking Clab dengan Palestina, maka hal yang sama kan dilakukan dengan Laos dan Hongkong.

Saat usai melawan Laos tadi malam, ternyata hal itu tidak dilakukan oleh Timnas Indonesia. Bisa jadi juga nanti tidak dilakukan dengan timnas Hongkong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline