Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Dek, Setelah SBMPTN Jangan Dulu Jadi Turis!

Diperbarui: 9 Mei 2018   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : https://edukasi.kompas.com

Ujian seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri atau SBMPTN baru saja berakhir untuk kamu yang mengambil bidang studi/jurusan umum atau bukan jurusan kepeminatan. Kamu sudah merdeka? Belum! 

Begitu juga kamu yang mengambil bidang studi/jurusan kepeminatan baik bidang seni dan keolahragaan karena masih harus mengikuti ujian keterampilan tanggal 9 Mei dan 11 Mei di masing-masing PTN sesuai pilihan bidang studi tersebut. Setelah tanggal tersebut, otomatis pelaksanaan tes SBMPTN berakhir, peserta tinggal menunggu pengumuman hasilnya.

Pengumuman hasil ujian SBMPTN akan dilakukan 3 Juli 2018 pukul 17.00 WIB. Kalau dilihat waktunya memang masih lama. Namun hal itu bukan berarti kalian bisa bebas mengisinya dengan bersantai atau jalan-jalan menjadi turis! 

Setelah selesai semua test, kalian belum berstatus merdeka, masih ada yang harus dilakukan secara fokus dan serius. Karena kalian sebenarnya belum mendapatkan apa yang kalian impikan  yakni status mahasiswa. Kalian masih "pengangguran" yang ngambang. Pelajar bukan, mahasiswa pun bukan. Betul? Heu heu heu! 

Tunda jalan-jalan

Dari pengalaman dan pengamatan, ada kecenderungan calon mahasiswa ketika SBMPTN telah selesai dijalani, para calon mahasiswa pergi jalan-jalan menjadi turis kesana kemari. Mereka mendatangi tempat-tempat destinasi wisata yang mungkin belum pernah mereka kunjungi. Selama ini hanya dilihat di buku, internet dan televisi.

Tempat wisata atau destinasi jalan-jalan itu mungkin jadi salah satu impian saat masih jadi pelajar. Apalagi bagi mereka yang baru keluar dari kampung halamannya, dan kemudian mengikuti tes di tempat/kota lain. Misalnya calon mahasiswa dari luar pulau Jawa yang merantau ke pulau Jawa untuk kuliah di kampus favoritnya. Atau calon mahasiswa yang berasal dari daerah kabupaten/kecamatan terjauh/pedalaman ketika merantau ke kota propinsi, mereka seolah jadi manusia bebas.

Khusus di pulau Jawa memang sangat menggoda. Akses transporasi antar kota dan provinsi dalam satu pulau relatif bagus dan cepat. Dari satu kota-ke kota lain di pulau Jawa terkoneksi dan tersedia beragam moda angkutan 24 jam dan biayanya relatif murah.  

Kota Bandung ke Jakarta cuma tiga jam naik kereta, Yogya-Semarang cuma 3 jam naik bis, Yogya-Magelang 1,5 jam, Yogya-Solo cuma 1 jam naik kereta, Surabaya-Malang cuma 3 jam naik bis, dan seterusnya. Tentu semua itu jadi salah satu potensi besar yang menggoda calon mahasiswa anak rantau.  

Berbeda dengan daerah luar pulau Jawa, misalnya Sulawesi, Kalimantan, Papua atau pulau-pulau kecil lain di wilayah nusantara ini, orang seringkali harus berganti moda angkutan beberapa kali dan waktunya relatif lama untuk sampai ke kota besar. Bandingkan, masih dalam satu provinsi di Kalimantan dan Papua saja akses dari satu kota kabupaten ke ibu kota provinsi ada yang harus capai dengan naik pesawat! Dapat dibayangkan waktu dan biaya yang dibutuhkan.

Kemudahan akses dan biaya murah seringkali jadi godaan untuk jalan-jalan dan jadi turis. Apalagi zaman smartphone seperti sekarang bila ketemu teman satu kampung di rantau, pengennya jalan-jalan kemudian di posting di media sosial dan  grup WA sekolah. Ada rasa bangga (pamer) "sudah foto-foto" ke destinasi wisata tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline