Lihat ke Halaman Asli

Pagi diantara Padi, Awan, dan Belalang

Diperbarui: 11 November 2016   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Mentari pagi bersiap untuk segera beranjak dari tempat peraduannya. Cahaya kuning dari timur sudah mulai tampak, sedikit demi sedikit menyembul di balik padi yang sudah mulai meninggi. Tidak ada yang membenci kehadiran sang Mentari.

Awan putih mulai menampakkan dirinya ketika matahari mulai meninggi, tidak ada yang mampu menghalangi putihnya awan selain pekatnya mendung yang mengubah keceriaan menjadi kesedihan.

Semilir angin menggoyangkan ujung-ujung tanaman padi, sebuah sapaan pagi dari angin bahwa hari ini dia akan selalu ada memberikan kesegaran kepada setiap makhluk bumi. Seekor Belalang hinggap di salah satu ujung daun padi yang tampak mulai berisi, masa panen akan tiba beberapa waktu lagi.

"Jadi, bagaimana kabarmu Belalang?" bisik Padi, ujung daunnya semakin bergoyang saat Belalang menghinggapinya.

Belalang masih mengatur kembali nafasnya, pagi ini matahari memang bersinar lebih terang, membuatnya lebih letih dari biasanya.

"Kabarku baik, syukurlah masih bisa berjumpa dengan kalian pagi ini." Ucapnya memicingkan mata menatap matahari pagi. "Sinarmu pagi ini begitu kuat, ada apa gerangan? apa hari ini kamu sedang bahagia?" Tanya belalang kepada Mentari.

"Ha ha ha..!! Ya hari ini aku berbahagia sekali, lihatlah awan bisa menjadi putih jika aku terang seperti ini!"

Sang Awan tersipu, pagi ini memang dia seputih kapas yang berterbangan menghiasi langit biru.

"Belalang, apa padi yang kamu lihat di sawah lain juga sama seperti aku?"

Belalang tertawa, bagaimana mungkin tanaman berbeda, bentuk tanaman padi dimana-mana juga sama

"Belalang, diantara kita hanya aku yang tidak dapat berpindah dan berkeliling mengunjungi tempat-tempat indah, berkelana kesana-kemari" Celetuk Padi. "Jadi bisakah kamu bercerita kepadaku bagaimana gambaran dunia luar, bagaimana binatang yang terbang lain, bagaimana sawah di tempat lain." Lanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline