Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com

Kampanye 02 di GBK, Kali ini Saya Sepakat dengan SBY

Diperbarui: 7 April 2019   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kampanye  02 di GBK, Kali ini Saya Sepakat dengan SBY

Jarang saya menulis sepakat dengan pemikiran SBY, namun kali  ini saya sepakat dan menyetujuinya. SBY dari Singapura mengatakan kalau kampanye 02 ini lebih terkesan eksklusif dan berbeda dengan nada dasar dari sebuah kampanye. Kampanye pada esensinya harus terbuka, inklusif, dan menerima semua di dalam satu panggung.

Pernyataannya mengapa baru rilis dalam waktu yang demikian mepet? Ini adalah upaya untuk menarik emilih untuk melihat Demokrat lho nasionalis sejati, bukan memanfaatkan aksi agama dan ibadah sebagai bagian dari politik. Sangat mungkin karena posisi Demokrat yang jauh dari lingkaran hiruk pikuk kampanye dan pemilu kali ini.

Isu dan jawaban atas fenomena cukup cerdik dari SBY tentu sangat penting. Orang mejadi terhenyak dan menyadari ada yang tidak semestinya di sana. Jelas ini bukan sebuah kesalahan, namun sebuah tindakan yang tidak bijaksana.

Cukup menarik adalah ketika kemarin ada meme, kampanye di mesjid ibadah di Monas, lebaran di TPS, kog tidak enak lihatnya, namun jelas terpampang begitu. Politik identitas makin jelas ditampilkan, namun selalu saja berkelit merasa paling nasionalis dan paling benar.

Apa yang dinyatakan SBY ada benarnya, dengan beberapa hal yang patut kita lihat;

Kampanye adalah gawe demokrasi, benar caranya macam-macam, namun ketika berangkat dari ibadah, ada dua yang diciderai. Pertama agama itu sendiri, bagaimana mungkin memuja Allah di dalam aksi ibadah, namun hatinya juga berpikir kemenangan yang tidak jarang menggunakan cara yang tidak patut.

Kedua, jelas bangsa dan negara ini. Jelas tidak akan menjadi masalah jika yang melakukan itu adalah PKS, P3, atau PKB, lha ini ada Gerindra yang menyatakan diri nasionalis. Susah bisa diterima nalar.

Ingat ini bukan soal ibadahnya yang diulas, namun bagaimana pemanfaatkan ibadah sebagai sarana kampanye. Jelas ini sudah tidak pada tempatnya. Menurunkan kualitas agama dan ibadah itu sendiri malahan.

Jangan sampai nanti demi mengedepankan kesetaraan, Misa, Kebaktian, atau lainnya juga digunakan untuk itu. Jelas tidak akan mungkin Gereja mengizinkan, namun bahwa potensi melanggar jauh lebih kuat lagi.

Jangan salahkan ketika agama lain menjadi seolah anak tiri dan tidak diharapkan dalam koalisi 02. Karena perilaku elitnya sendiri yang memilih sejak awal. Jangan pula menuding dan marah ketika ada komunitas yang berbicara keras soal pilihan kampanye model ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline