Lihat ke Halaman Asli

Paulina putri

Mahasiswa UMM

Hadirkan Kopi Aroma Apel: Bulukerto akan Jadi Ekowisata Menarik!

Diperbarui: 8 Agustus 2022   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulukerto (Dokpri)

Kopi semakin banyak peminat dan menjadi trend dikalangan remaja saat ini. Antusias remaja terhadap kopi dapat dilihat dari menjamurnya kedai kopi dan pengunjung yang berdatangan dari waktu ke waktu, tak hanya dikunjungi di waktu luang, saat ini sebagian Mahasiswa merasa lebih nyaman dan menyenangkan jika mengerjakan tugas di caffe dan ditemani secangkir kopi.

Munculnya trend ngopi memberi keuntungan untuk beberapa perkebunan kopi, salah satunya perkebunan kampoeng kopi aroma apel yang terletak di Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu. 

Dusun Buludendeng merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Bulukerto, tak hanya menghasilkan olahan jamu dan keripik, tempat ini juga menghasilkan kopi yang menjadi produk andalan. 

Kopi Aroma Apel yang ditemukan oleh Oktaviani Dwi Suhermanto Alumni Universitas Muhammadiyah Malang menjadi ciri khas sekaligus pembeda dengan kopi lainnya, tak heran kopi ini laku keras bahkan terjual hingga ke daerah luar malang, ciri khasnya yang unik membuat nilai jual kopi aroma apel naik dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. 

Selain kopi aroma apel, produk yang ditawarkan juga meliputi kopi kuning, kopi jahe, dan jahe instan dengan harga jual mulai 25.000/pack ukuran 250 gr dan 15.000/pack ukuran 100 gr. Selain itu, kopi yang ditawarkan memiliki nama brand yang dikenal sebagai Kopi Siman. 

Potensi kebun kopi yang dimiliki oleh Desa Bulukerto akan semakin berkembang dengan adanya perencanaan paket wisata kebun kopi, sebagaimana yang dikatakan oleh Herman selaku pemilik perkebunan kopi, "Perencanaan kedepannya yaitu ingin mengembangkan desa menjadi kampung ekowisata yang terbuka bagi masyarakat luas yang tertarik pada kopi, nantinya para pengunjung juga bisa menikmati kopi di tempatnya secara langsung" ungkapnya. 

Desa Bulukerto juga merupakan lokasi dengan pemandangan alam yang memukau, jika nantinya wisata kebun kopi sudah berdiri, pengunjung dapat menikmati keindahan sunrise dan sunset sembari meneguk secangkir kopi yang dilengkapi pemandangan indah dari pegunungan.

Menariknya lagi, kopi yang dihasilkan dari Desa Bulukerto menjadi perwakilan Jawa Timur dalam Produk unggulan UMKM daerah di Batam dan di Mesir, mengadakan promosi besar-besaran melalui media, dan sudah memiliki NIB, BUMK serta akan segera mencantumkan sertifikasi halal. Selain itu, founder juga memberikan edukasi kepada petani sekitar mengenai kopi aroma apel seperti proses tanam, produksi, dan pasca produksi sehingga dapat menghasilkan kopi yang baik. 

Dalam proses penanaman, pohon kopi dan pohon apel ditanam secara berdekatan sehingga biji kopi dapat menyerap aroma apel yang kemudian akan dipanen pada bulan juli atau agustus, selain itu setiap pohon kopi dapat memproduksi kurang lebih 8-12 kg, Kopi Aroma Apel juga dikelola oleh kelompok wanita tani (Srikandi) dan kelompok pria tani (Sri Makmur) dengan anggota yang berjumlah 24 orang dan masing-masing memiliki kebun pribadi.

Sebelum ada perencanaan ekowisata sudah banyak pengunjung yang datang ke Desa Bulukerto baik dari pemerintah, komunitas, dan para pecinta kopi. 

Namun sejak masa pandemi pada tahun 2020 tempat tersebut menjadi sepi pengunjung. "Ada beberapa kunjungan yang datang dari pemerintah, komunitas-komunitas dan juga para pecinta kopi. Namun pada tahun 2020 kebun kopi tidak mendapatkan kunjungan baik untuk edukasi, ataupun kunjungan biasa oleh masyarakat luar" ujar Herman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline