Lihat ke Halaman Asli

SRI PATMI

Dari Bumi ke Langit

Kisah Kekonyolan Brenda Spencer dan Urgensi Kesehatan Mental Saat Tertekan

Diperbarui: 30 November 2021   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar : mysteriesrunsolved.com

Brenda Spencer lahir pada tanggal 3 April 1962. Brenda menjalani kehidupan yang kelam karena orang tuanya harus berpisah semasa ia masih kecil. Ia tinggal bersama dengan ayahnya, Wallace Spencer. Keluarga Brenda hidup dibawah garis kemiskinan. Sejak kecil, ia kerap kali mengalami kekerasan dari ayahnya. Ia tumbuh menjadi gadis yang tertutup, jarang bicara dan jarang bersosialisasi. Ia begitu ahli dibidang fotografi dan pernah memenangkan lomba fotografi yang diadakan oleh komunitas sosial.

Brenda Ann Spencer, gadis berusia 16 tahun yang menembaki siswa SD Grover Cleverland di San Carlos, San Diego. Dalam kasus penembakan massal ini, Brenda menggunakan senjata Semi Otomatis Kaliber yang diberikan oleh ayahnya sebagai kado natal. Sebenarnya Brenda meminta jam tangan, tetapi ayahnya Wallace Spencer justru memberikannya Senjata Api. Sebelum kejadian penembakan massal tersebut, Brenda sempat mengatakan kepada teman sekolahnya, ia akan membuat sesuatu hal yang besar dan membuat namanya menjadi terkenal di media.

Kronologi terjadi pada tanggal 29 Januari 1979, tepat di Hari Senin. Brenda izin untuk tidak masuk sekolah kepada Wallace. Brenda mulai menarik pelatuk senjata api dan membidik siswa siswi yang sedang berbaris didepan sekolah. Sasaran utama Brenda adalah siswa yang menggunakan jaket berbulu. asaran pertamanya adalah Camiler (9 tahun) alasannya karena Cam Miller menggunakan baju warna biru berbulu dan warna biru adalah kesukaan Brenda.

Saat penembakan terjadi, Kepala Sekolah Burton Wragg (53 Tahun) berusaha menyelamatkan siswa-siswa sekolah disusul oleh staf sekolah Mike Suchar (56 tahun). Namun, naas mereka tewas dalam kejadian tersebut. Korban tewas 2 orang dan 9 orang luka-luka tembak serta berhasil selamat. Hari itu, ia melepaskan 36 kali tembakan dari jarak 150 kaki.

Aksi penembakan tersebut berhenti ketika polisi menghadang dengan truk sampah didepan sekolah. Saat itu, polisi berpura-pura menjadi reporter dan menanyakan pada Brenda terkait penyerangan tersebut. Brenda justru memberikan alamat rumahnya, polisi kebingungan. Jawaban Brenda hanya mengatakan, "Memang kau kira siapa yang melakukan penembakan itu kalo bukan aku?"

Konyolnya saat diinterogasi oleh polisi, Brenda melakukan penembakan massal tersebut karena dia benci hari Senin. Ia ingin hari Senin berwarna, ia senang melihat bulu-bulu jaket itu terbang. Oleh karena itu, ia membidik siswa berjaket bulu. Brenda Spencer diadili dengan hukuman orang dewasa. Ia dijatuhi hukuman tahanan tanpa waktu yang ditentukan dengan kesempatan bebas bersyarat. Pada tanggal 27 September 2005, Brenda mengajukan banding permohonan bebas bersyarat. Namun, sayangnya pengajuan tersebut ditolak oleh pengadilan.

Pada tahun 2001, Brenda mengaku dan mengungkapkan jika ia pernah mendapatkan pelecehan seksual dari ayahnya. Hal tersebut membuatnya depresi dan beberapa kali pernah melakukan percobaan bunuh diri. Terlepas dari apapun yang telah dilakukan Brenda, poinnya adalah keadaan mental diri yang tidak terkendali akibat suatu kebencian. Bagaimana berdamai dengan diri sendiri untuk tidak membenci sesuatu. Bagaimana kontrol diri dan kesehatan mental menjadi hal yang harus dijaga agar tidak menghancurkan diri sendiri dan orang lain. Kasus depresi menjadi krisis kesehatan yang harus ditangani serius. Apa yang terjadi didalam diri Brenda? Apa benar karena depresi akut menyebabkan ia membabi buta menghancurkan orang lain? Logikanya, banyak orang yang mengalami depresi tetapi tidak nekad melakukan hal sekeji itu?

Apa yang terjadi pada otak jika seseorang mengalami depresi akut dan kesehatan mental yang terganggu? Depresi dimulai dari otak dan berakhir di otak. Depresi bisa membuat bagian otak menyusut yaitu hipokampus, thalamus, amigdala dan otak bagian depan. Bagian otak ini memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing yang berpengaruh terhadap syaraf, memori, gerak dan ekspresi.

Depresi akut tidak dapat dianggap sebagai masalah yang sepele. Karena fakta dari WHO menunjukkan 264 juta orang mengalami depresi. Hampir 800 ribu orang melakukan percobaan bunuh diri karena depresi. 

Bunuh diri menempati urutan kedua penyebab kematian didunia selama tahun 2016. Dilansir dari data halodoc, saat ini sebanyak 15,6 juta orang mengalami depresi. Bahkan 1 dari 5 orang pernah mengalami depresi. Pada tahun 2020, WHO mengajak semua orang untuk membantu orang-orang yang depresi melalui buku Let's Talk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline