Lihat ke Halaman Asli

Daniel Pasedan

Berkeluarga, dua anak

Mas, Aku Kangen

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian tiga kata yang terpampang di layar disertai bunyi khas hapeku pagi ini.

Pesan singat tersebut tidak segera saya respon. Saya mencoba untuk menelisik otak ini, ada apa sesungguhnya dengan "kangen"?

Kangen adalah keinginan untuk merasakan hal yang sudah pernah dan sering dirasakan ketika secara pisik yang diinginkan tidak terjangkau.

Dalam hal relasi dengan pribadi terdekat, kangen tidak terjadi ketika pribadi-pribadi terdekat terjangkau secara pisik. Untuk itu, semestinya kangen membawa kesadaran bahwa betapa pentingnya menikmati kebersamaan, menjalin relasi terbaik dan berkualitas ketika pribadi terdekat terjangkau secara pisik.

Jika kesadaran ini ada, maka bisa dijamin bahwa pribadi-pribadi akan berlaku nyaman, santun, hormat, menghargai pribadi-pribadi yang ada di sekitarnya saat ini. Hal ini penting, sebab nanti atau besok saya tidak tahu saya ada dimana, dengan siapa saya ada.

Apa yang hendak saya sampaikan sesungguhnya ingin menegaskan pada diri ini bahwa rasa syukur atas segala yang ada saat ini, di sini adalah salah satu bagian penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas relasi antar pribadi.

Saya tidak tahu apakah ini bagian dari ngerocos sebagai akibat dari otak yang berada pada kondisi tidak nyaman dengan berabagai persoalan yang hendak dikerjakan sejauh yang mampu dan terbaik dilakukan.

Mbak, Aku Juga Kangen.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline