Lihat ke Halaman Asli

Parfi Khadiyanto

pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

Mukidi dan Berita Hoax

Diperbarui: 28 Februari 2023   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada suatu hari, Mukidi datang ke tetangganya, dia bilang ke tetangganya : "Sobat, bolehkah aku meminjam pancimu, aku akan memasak dalam jumlah yang banyak.."

Tetangganya yang baik mempersilahkan Mukidi untuk memilih panci yang ada di rumahnya, kebetulan dia punya banyak macam tipe panci. Maka dipilihlah oleh Mukidi panci dengan ukuran sedang... "Aku pinjam satu bulan ya.." kata Mukidi, dan tetangganya meng-iyakan.

Selang satu bulan kemudian, Mukidi balik ke tetangganya untuk mengembalikan panci yang dulu dia pinjam, tetapi Mukidi juga membawa panci yang lebih dan diserahkan ke tetangganya itu.

Tetangganya heran, dan bilang ke Mukidi.. " Kamu kan cuman pinjam panci yang ukuran sedang ini saja, kenapa kamu serahkan ke saya panci kecil ini..?"

"Itu adalah anak panci yang saya pinjam, itu anak pancimu, jadi aku serahkan kepadamu, itu milikmu.." kata Mukidi ke tetangganya.

Karena dia dapat tambahan panci dari Mukidi, maka tetangganya tersebut mengiyakan saja, dia menerima panci kecil itu meski dalam hati berkata.. "Mukidi ini orang aneh, masak ada panci bisa beranak, tapi karena aku beruntung dapat tambahan panci, ya sudahlah aku terima saja cerita yang tidak masuk akal ini.."

Setelah menyerahkan panci Mukidi pun pulanglah. Tetapi selang satu minggu kemudian, Mukidi datang lagi, dan bilang mau meminjam panci lagi ke tetangganya itu. Dengan pengalaman tempo hari, maka si tetangga menyerahkan panci yang paling besar yang dia punya, dan bukan cuman satu, dia serahkan dua panci kepada Mukidi, berharap agar nanti dia bisa mendapat panci ukuran sedang sebanyak dua. Dengan senang hati Mukidi pun pulang membawa dua panci itu ke rumahnya.

Satu bulan kemudian, si tetangga menunggu kehadiran Mukidi, ternyata tidak datang, dua bulan kemudian, juga tidak datang. Setelah tiga bulan Mukidi tidak mengembalikan pancinya, maka didatangilah rumah Mukidi.

"Kenapa sudah tiga bulan panciku tidak kamu kembalikan?" tanya tetangga kepada Mukidi.

Jawab Mukidi, " Maaf seribu maaf temanku..., ternyata panci yang kamu serahkan aku beberapa bulan lalu itu panci yang sudah tua dan sakit-sakitan, setelah dua minggu di rumahku pancimu meninggal semua..."

Tetangganya marah, "Bagaimana mungkin ada panci kok bisa meninggal, panci itu cuman benda yang tidak bernyawa..., tidak masuk akal itu, panci tidak bisa mati"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline