"ORANG YANG BIJAK ADALAH ORANG SELALU MENGHITUNG WAKTU HIDUPNYA"
Sebuah Penafsiran singkat atas Text Mazmur 90:1-17
Mazmur 90 ini merupakan sebuah doa yang panjatkan oleh Musa, tujuan penulisan doa mazmur ini adalah permohonan dari Musa kepada Allah untuk mengampuni bangsa Israel zaman itu (antara 40 tahun pejalanan di padang gurun) berbahagialah kalian yang selalu didoakan para pemimpin Gereja.
Doa Musa di dalam Mazmur 90 ini bukanlah suatu cerita tentang batas-batas umur manusia. Melainkan suatu perbandingan antara kebesaran Allah dan kehinaan manusia. Perhatikan istilah-istilah perbandingan di ayat 3, 5, dan 6. Musa ingin bercerita tentang Allah yang begitu Maha Kuasa yang jika di bandingkan dengan manusia yang diibaratkan Musa seperti: “Debu; Mimpi; Rumput”, (jadi jangan pernah ombeng fariasi, jangan terlalu bergaya). Jadi ingat kalua mau merendahkan orang lain kita ini seperti debu, mimpi bahkan rumput….
Tujuan dari doa (Maz 90) ini adalah Musa ingin mengajak umat menyadari akan realitas hidupnya yang terbatas dan tidak berdaya di hadapan Sang Pencipta.
Mazmur 90 ini sebenarnya Musa mau menunjukan bahwa Tuhan itu kekal, Maha Kuasa, maka manusia itu lemah, terbatas usianya, dan di dalam keterbatasan itupun di isi dengan kesukaran dan penderitaan. Tidak ada manusia yang seperti Allah, lihat Maz 90:2
1) "Selama-lamanya" (Ibr. olam) Allah itu ada Allah ada di luar jangkauan waktu, yang biasa kita sebut unlimited, Alkitab tidak mengajarkan bahwa Allah berada dalam masa kini yang kekal di mana tidak ada masa lalu atau masa depan. So, Allah itu ada sejak kekal dan hingga kekal.
DENGAN MENGHITUNG WAKTU HIDUP KITA, MAKA KITA AKAN MENJADI BIJAK.
Apakah benar demikian? Mari kita lihat Pandangan Filsuf tentang Waktu berikut ini.
Bagi Aristoteles
Waktu adalah suatu perputaran masa.