Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Ingin Bicara, Tapi Takut Reaksi Pasangan

Diperbarui: 20 April 2016   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Shutterstock "][/caption]Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga, untuk merajut cinta dan kasih sayang bersama semua anggota keluarga. Semestinya suami dan istri bisa bicara serta mengungkapkan keinginan hati dan perasaan tanpa ada ketakutan dan sumbatan. Masing-masing bisa bebas menyampaikan kisah diri, curahan hati, pendapat, keinginan, harapan dan nasihat kepada pasangannya, tanpa rasa takut atau khawatir.  

Salah satu kendala dalam komunikasi suami istri adalah adanya perasaan tidak nyaman atau ketakutan dan kekhawatiran. Adakalanya muncul ketakutan atas reaksi yang akan diterima dari pasangan. Saat salah satu pihak dari suami atau istri ingin berbicara menyampaikan sesuatu kepada pasangan, namun muncul kekhawatiran “jangan-jangan ia bereaksi secara berlebihan”. Kekhawatiran akan reaksi dari pasangan yang tidak seperti harapan dirinya, menyebabkan suami atau istri enggan melakukan pembicaraan dengan pasangan.

Seorang istri takut menyampaikan hakikat yang sesungguhnya tentang keinginan, harapan atau masukan kepada suami. lantaran takut respon suami akan mengecewakannya. Jangan-jangan suami akan menganggap remeh urusannya, jangan-jangan suami akan marah, jangan-jangan suami akan menganggapnya berlebihan, jangan-jangan suami bersikap cuek saja, atau kekhawatiran lainnya. Perasaan kekhawatiran seperti ini  menyebabkan istri tidak mau berbicara kepada suami.

Demikian pula hal yang serupa dapat terjadi pada seorang suami. Ketika ia ingin berbicara menyampaikan sesuatu kepada istri, ia khawatir jangan-jangan istrinya akan menangis berlebihan untuk suatu hal yang tidak begitu penting, jangan-jangan istri akan mengomelinya, jangan-jangan istri salah paham, atau jangan-jangan istri justru menuduh dirinya. Perasaan seperti ini menyebabkan suami tidak mau berbicara kepada istri. “Daripada ribut, lebih baik aku diam”, begitu pikir suami.

Sikap memilih diam karena khawatir mendapat respon negatif dari pasangan seperti ini menyebabkan suami dan istri memilih tidak berkomunikasi. Semua disikapi dengan didiamkan atau dibiarkan. Tidak ada pembicaraan, tidak ada obrolan, tidak ada komunikasi yang menyenangkan dan melegakan. Jika suasana seperti ini terus menerus dipertahankan, akan membuat ketegangan hubungan dalam rumah tangga. Suasana rumah tangga akan kaku, kering dan tidak menyenangkan. Pada titik tertentu, siap meledak menjadi persoalan besar.

Tujuh Tips Mengurangi Ketidaknyamanan Komunikasi

Untuk mengurangi kekhawatiran akan mendapatkan respon negatif dari pasangan saat berkomunikasi, dapat dilakukan beberapa tips berikut ini.

1.  Jangan Bersembunyi dalam Ketakutan

Perasaan khawatir mendapat respon negatif dari pasangan biasanya terjadi karena pernah ada pengalaman dan kejadian sebelumnya. Seorang istri yang pernah dikecewakan karena respon suami yang sangat negatif saat ia berkomunikasi, membuatnya memiliki ketakutan bahwa peristiwa itu akan berulang dan berulang lagi. Karena itu ia menarik diri, dan memilih bersembunyi dari ruang komunikasi.

Walau anda pernah mendapatkan respon negatif saat berbicara kepada pasangan, namun jangan membuat anda menjadi bersembunyi dalam ketakutan sehingga tidak mau berbicara lagi. Trauma karena pernah mendapat respon yang tidak menyenangkan dari pasangan tidak boleh membuat anda menutup diri dan tidak mau berkomunikasi. Tetaplah berkomunikasi, karena tanpa komunikasi, kehidupan keluarga anda akan cepat mengalami keretakan.

Semakin anda bersembunyi dalam ketakutan, semakin sulit untuk menciptakan keharmonisan dan keyamanan komunikasi dengan pasangan. Hadapi saja kesulitannya, anda justru akan semakin mengerti cara terbaik untuk berbicara dengan pasangan anda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline