Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Saatnya Menikah Lagi

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1400713498855230922

[caption id="attachment_337621" align="aligncenter" width="560" caption="ilustrasi : www.nicolepearcephotography.com"][/caption]

Tidak ada orang yang ingin berpisah dari kekasih. Semua orang ingin hidup bersama kekasih bahkan berharap kelak bisa berkumpul lagi di surga. Namun kisah hidup tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Kadang harus siap menjumpai kejadian yang diluar keinginan serta kehendak sadar kita. Contohnya adalah berpisah dengan pasangan, oleh sebab kematian maupun perceraian.

Perpisahan ini pasti membuat kesedihan di hati, karena tidak sesuai dengan harapan. Namun, sesedih apapun kenyataan itu harus dihadapi dengan tegar dan penuh tanggung jawab untuk menghadapi masa depan yang masih membentang. Apalagi jika dalam perpisahan itu ada anak-anak, tentu harus disikapi dengan lebih bijak dan hati-hati. Jangan sampai anak menjadi korban dari sikap orang tuanya.

Jangan Terbelenggu Masa Lalu

Ketika sudah terlanjur terjadi perpisahan itu, segera tata hati, perasaan dan pikiran. Jangan terbelenggu oleh masa lalu, tapi fokuslah melihat masa depan. Segera buka hati untuk menerima kehadiran orang lain yang akan menjadi pendamping hidup, bersama-sama merenda keindahan keluarga dan mendidik anak-anak yang harus diutamakan perhatiannya.

Suatu ketika saya berbincang dengan seorang lelaki tengah baya. Ia menceritakan kegalauan hatinya mengurus tiga anak seorang diri.

"Mengapa kamu tidak segera menikah lagi?" tanya saya kepada seorang lelaki duda yang sudah dua tahun ditinggal mati istrinya akibat kanker payudara.

Lelaki ini berusia empatpuluhan tahun, telah dikaruniai tiga anak dari pernikahan pertamanya. Kini ia hidup sendiri –tanpa istri—mendidik dan merawat ketiga ananda tercinta. Wajahnya tampak sedih ketika ia bercerita tentang penyakit yang diderita istri hingga menghantarkan kematiannya.

"Susah pak. Almarhumah istri saya menjelang wafatnya berpesan agar saya kelak mendapat pengganti yang lebih baik dari dia. Nah sampai sekarang saya belum mendapatkan perempuan yang lebih baik dari dia", jawabnya.

"Kamu tidak akan pernah mendapatkan perempuan yang lebih baik darinya", ungkap saya.

"Mengapa demikian?" tanya lelaki itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline