Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Jangan Terlalu Mudah Memarahi Siswa!

Diperbarui: 1 Maret 2021   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Marah-Marah. Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay

"Terkadang, marah-marah merupakan cara kilat agar siswa tidak lagi mengulang kesalahan yang sama esok hari."

Siswa enggan bikin tugas sekolah? Siswa sering telat datang ke sekolah? Marahi saja, lalu di hari itu juga mereka bakal sadar atas pelanggaran yang dilakukan. Tapi esok hari, siapa yang tahu. Siswa bisa saja mengulangi kesalahan yang sama dan kembali dimarahi oleh guru.

Jikalau para generasi penerus bangsa tersebut sering dimarahi dan melanggar tata tertib sekolah, maka dalam waktu beberapa bulan ia akan terkenal sebagai siswa yang spesial, dijadikan bahan utama pidato guru, bahkan hingga siswa tersebut tamat dari sekolah.

Sekilas, cara di atas terdengar biasa saja, kan? Mudah pula! Cukup dengan marah, siswa yang tadinya berperilaku seenak hati langsung terdiam, sedangkan gurunya terkesan tampil sangat berwibawa. Padahal... Tidak sama sekali!

Menurut kacamata siswa, guru yang sering marah cenderung ditakuti dan dijauhi. Setiap kali siswa datang ke sekolah, diupayakan semaksimal mungkin agar mereka tidak berpapasan langsung dengan sang guru yang sudah terkenal rajin marah.

Bahkan, saya pula demikian, terutama dulu ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kala itu kami memiliki penjaga sekolah yang sering marah-marah dan berteriak memanggil siapa saja siswa yang terlihat oleh kedua bola matanya.

Sontak saja kami bersembunyi di sudut-sudut kelas, serta berusaha semaksimal mungkin agar tidak terlihat oleh sang penjaga sekolah. Ya... mau bagaimana lagi, kami kan takut! Hemm.

Jauh melangkah menuju beberapa tahun ke masa depan, tepatnya pada era milenial di hari ini, ternyata kisah itu masih sama. Di beberapa situasi, saya sering melihat sendiri ekspresi ketakutan anak-anak ketika mereka akan didatangi oleh guru yang rajin marah-marah.

Canda, tawa, serta riang gembira mereka bertukar wajah menjadi mendung. Para siswa mulai meraba-raba diri dan kelakuannya, serta seakan-akan sedang berusaha untuk mencari alasan kalau-kalau nanti ada sesuatu yang salah dari diri mereka di hadapan guru.

Saya sadar betul akan perubahan perilaku yang tampak dari raut wajah mereka, soalnya saya sendiri dulunya juga begitu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline