Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Ubahlah 3 Pola Pikir Ini, Lalu Hidupmu Akan Jadi Lebih Bermakna

Diperbarui: 9 Agustus 2020   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar meracik hidup lebih bermakna dengan mengubah pola| Gambar oleh Pexels dari Pixabay

Kira-kira, untuk siapa sebenarnya kita hidup?

Untuk orang lain, atau untuk diri sendiri?

Rasanya, jawaban pertama yang muncul di pikiran kita adalah hidup untuk diri kita sendiri. Ya, nanti dulu berbicara tentang orang lain karena sesungguhnya yang lebih peduli dengan kita adalah diri kita sendiri.

Orang lain mungkin peduli. Entah itu katanya, entah itu perilakunya, entah itu sikapnya, orang lain bisa saja membuat kita merasa dipedulikan. Bagus sih sebenarnya, tapi ada pula jeleknya.

Bagusnya, kita akan senantiasa merasa hidup ketika dipedulikan. Dan buruknya, ketika orang lain satu demi satu melepaskan kepeduliannya, bisa-bisa kita tidak lagi merasa hidup. Galau, gelisah, ambyar, penat, semak hati, dan berkarung-karung rasa tidak biasa yang lainnya.

Kukira inilah dampak dari penyakit "merasa" yang kadangkala sangat fatamorgana untuk kita renungi.

Beda halnya bila kita peduli terhadap my self terlebih dahulu. Dari sana, kita bisa meracik hidup agar lebih bermakna. Bersosialisasi juga dari sana, lalu teman-teman akan datang dengan sendirinya.

Mengapa teman-teman bisa datang dengan sendirinya? Jelas, karena kita bermakna bagi mereka, karena ada kebaikan dari kita untuk mereka. Terang saja, manusia adalah budaknya kebaikan. Terhadap sesuatu yang baik, mereka pasti mengikuti, bahkan menyayangi.

Maka dari itulah, penting bagi kita untuk menjadi sosok yang lebih bermakna dalam hidup ini. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan sedikit mengubah pola pikir. Dalam tulisan ini, akan kusajikan 3 pola pikir yang kiranya penting untuk kita ubah.

Jadilah Orang yang Sukses Bernilai

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Coba dipilih, kita mau jadi orang yang sukses, atau orang yang bernilai? Kuyakin, tidak sedikit orang yang akan memilih untuk menjadi sukses. Wajar, kan? Kesuksesan berhak untuk dimiliki oleh siapa saja. Aku memerlukan kesuksesan, kamu juga, dan kita semua tentunya.

Meskipun demikian, bukankah ukuran sukses itu sedikit "tidak jelas"? iya, sih.

Ada yang menganggap bahwa kesuksesan itu adalah ketika mereka berada di puncak karier. Ada yang menganggap bahwa sukses itu adalah kesederhanaan. Dan, ada pula yang menganggap kesuksesan itu hanya milik orang-orang kaya saja.

Kalau goal alias tujuan sukses itu sendiri tidak jelas, bagaimana kita bisa sampai kepada kesuksesan?

Ujung-ujungnya, si peraih sukses bingung sendiri tentang apa sebenarnya hal yang harus diraih. Dan bahayanya, demi meraih kesuksesan yang fana seseorang rela mengorbankan harga dirinya, mengorbankan orang di sekelilingnya, bahkan jika itu adalah orangtuanya sendiri.

Sukses, tapi akhirnya tidak berguna bagi orang lain, untuk apa? Maka dari itu lah, mendingan kita berusaha untuk menjadi orang yang bernilai, menjadi orang yang senantiasa berbuat baik kepada seluruh alam, serta orang yang hadirnya memberi manfaat kepada sekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline