Lihat ke Halaman Asli

Id.Djoen

”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Sahabat Alam: "Bersihkan Sampah Sebelum Banjir"

Diperbarui: 22 September 2022   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak Sungai Penuh Sampah

Sampah, sebuah kata yang merupakan benda sisa-sisa dari kegiatan manusia terhadap sebuah benda dan telah dimanfaatkan, dan juga sebuah kata yang menunjukkan kedudukan yang rendah. 

Sampah menjadi problema terbesar dalam kehidupan manusia dijaman modern ini. Indonesia berdasar hasil survey internasional merupakan negara penghasil sampah terutama sampah plastik terbesar didunia.

Ada beberapa macam jenis sampah atau limbah yang kita ketahui yaitu sampah organik, sampah anorganik dan limbah kimia. Sampah organik banyak kita jumpai terlebih hidup dinegara Indonesia yang kaya akan berbagai macam tumbuhan. 

Sampah organik banyak dihasilkan dari sisa makanan manusia/hewan, daun-daunan, buah-buahan dan sayuran. Sedangkan sampah anorganik adalah limbah yang dihasilkan oleh industri atau juga bisa disebut limbah buatan. Sampah anorganik dapat berupa berbagai macam semisal, plastik, kaca, kaleng, kertas, sterefom,kain dan lain-lain.

Sampah organik dampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia tidak seberapa dibanding sampah anorganik dikarenakan sampah organik mudah melebur dengan tanah baik secara proses alamiah maupun atas bantuan manusia.

Berbeda halnya dengan sampah anorganik dampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia sangat besar, selain bagi kesehatan juga kerusakan alam. Sebagai contoh sampah plastik, sampah plastik tidak bisa melebur dengan tanah dan jika dibuang sembarangan akan menyebabkan kerusakan lingkungan dari mulai tanah tidak subur, kematian hewan hingga tersumbatnya aliran sungai yang mengakibatkan banjir.

Pepatah sedia payung sebelum hujan mungkin kurang merasuki kedalam hati kita khususnya warga negeri +62. Saat terjadi musibah banjir barulah beramai-ramai dari mulai anjuran hingga gotong royong membersihkan sampah seloka.

Hal demikian yang dilakukan pemerintah setempah baru melakukan pengerukan sungai ketika terjadi musibah. Kiranya bukan hal sampah semata sering kita jumpai jalan aspal berlubang dan dibiarkan, setelah ada musibah baru diperbaiki.

Padahal secara logika sedia payung sebelum hujan, upaya pencegahan sejak dini agar tidak terjadi musibah. Pengerukan sungai misalnya mungkin dilakukan ketika musim kemarau, sebab tanah lumpur hasil kerukan cepat kering akan berbeda jika pengerukan sungai dilakukan saat penghujan tanah lumpur akan kembali kesungai terbawa arus air hujan.

Upaya berbagai kalangan dalam meminimalisir dampak sampah anorganik dari mulai menciptakan plastik berbahan alami, pembangunan tempat pembuangan sampah terakhir (TPST) dari kota hingga berbagai desa dan pemanfaatan kembali sampah dijadikan karya kriya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline