Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Kebebasan Akademik

Diperbarui: 25 Januari 2021   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Jappy.8m.net

 Tulisan ini berangkat dari 'Kuliah Virtual, yang terbatas untuk 'kelompok khusus atau kalangan sendiri,' tapi tak diduga ada dua Mr X yang ikut bergabung di/pada Zoom Cllas. Dua Mr X tersebut, ternyata mahasiswa gelap, dan tak diketahui IDnya, masuk ke/dalam Zoom Cllas dengan nama alias dan tidak membuka vidio/kamera sehingga tak diketahui siapa dia. 

Setelah selesai Zoom Cllas, dan mau chek kehadiran, dua Mr X tersebut buru-buru keluar; pengajar kemudian bertanya ke 'yang tersisa' tentang siapa mereka. Beberapa hari kemudian, ada sebaran di WA Grup bahwa Mr OJ mengatakan 'ini itu' ketika Zoom Meeting. Untungnya, ada anggota Grup yang mempu menjelaskan  atau klarifikasi. Case Closed. 

Nah. Itulah 'Kelemahan Utama' pada KBM atau pun Kuliah Virtual, ada penyususp yang ikut dengan gratis (ini tak masalah); tapi, jadi bermasalah jika penyusup itu tidak pahami apa itu Kebebasan Akademik atau kemerdekaan membahas apa pun di kelas/ruang kuliah.  

Sekitaran Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat | Kebebasan Akademik merupakan paduan kata kebebasan dan akademik. Kebebasan berarti tanpa ikatan; melampaui batas; tanpa takut melakukan sesuatu; tidak tergantung pada apapun; tidak terpengaruh dan dipengaruhi oleh sesuatu. Lebih luas lagi, kebebasan bermakna tidak terikat dengan ikatan-ikatan moral, norma, budaya, agama, melepaskan diri dari hubungan psikologis. 

Sedangkan, akademik atau ilmiah adalah cara berpikir teratur dan sistimatis; merupakan suatu sistem terstruktur dan baku, namun terus menerus mengalami perkembangan; dapat diterima dan dimengerti secara universal; pemikiran akademik atau ilmiah muncul karena hasil belajar yang teratur, baik, benar,  dan sistimatis.  

Jadi, kebebasan akademik adalah kegiatan ilmiah yang diterima secara universal, serta bebas dari pengaruh siapa dan apa pun; atau rangkaian kegiatan (belajar, bahasan, praktek) yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, serta tidak terpengaruh atau dipengaruhi oleh siapa dan apa pun. 

Pendidikan yang baik dan benar, menghasilkan orang-orang yang menguasai atau memiliki ilmu pengetahuan pada berbagai tingkatan, misalnya dasar, menengah, dan ahli. Pada tahapan tertentu, jika seseorang telah mencapai atau menguasai disiplin ilmunya, maka ia disebut ilmuwan. Dengan itu, pendidikan juga menghasilkan ilmuwan sesuai didiplin ilmu yang dipelajari dan dikuasainya; ilmuwan harus dapat mentransfer ilmunya kepada orang lain.

Seringkali kebebasan berpikir dan berpendapat seorang ilmuwan, dengan  frame kebebasan akademik, menuangkan pendapat dan olah pikirnya dalam berbagai karya ilmiah. Dan tidak menutup kemungkinan, mereka juga menyerang dan menabrak nilai-nilai moral dan keagamaan. Dalam sikon ini, nilai-nilai dan formula-formula, serta pengakuan dan pemahaman iman yang diajarkan agama-agama menjadi sasaran empuk serangan kaum ilmuwan. 

(Sementara itu, kaum agamawan hanya bertopeng dengan muatan keilahian pada ajaran agama dan teks Kitab Suci, kemudian sertamerta menolak kebebasan akademik para ilmuwan yang mendatangkan pengembangan akal budi dan iptek).

Dan juga karena berada dalam frame kebebasan, maka kebebasan akademik dapat menghasilkan temuan-temuan baru yang berguna untuk perkembangan manusia secara holistik. Temuan-temuan itu dapat bersifat teori, hasil penelitian, pendapat, bahkan produk mekanik atau mesin. 

Pada perkembangannya, kebebasan itu tidak lagi terkurung dalam diskusi akademik dan eksperimen ilmiah di laboratorium eksata ataupun sosial institusi pendidikan (terutama di Universitas), namun telah merambah  ke dalam hidup dan kehidupan sosial serta budaya masyarakat.

Kebebasan akademik pada hidup dan kehidupan masyarakat, menghasilkan orang-orang yang dapat menguasai berbagai bidang iptek atau lebih dari satu disiplin ilmu. Dalam arti, masyarakat bisa saja membangun semacam laboratorium dan pabrik untuk menghasilkan produk-produk iptek, serta  membuat dan melakukan penelitian ilmiah. 

Secara positip, hal itu merupakan sesuatu yang sangat baik dan indah jika difungsikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan manusia. Dalam arti, temuan-temuan baru pada laboratorium ilmiah di luar institusi pendidikan tinggi atau universitas, dapat berupa bibit unggul tanaman pangan dan ternak yang imun terhadap penyakit, bisa mempermudah dan mempercepat persediaan makanan.

Tetapi, secara negatif, kebebasan akademik (dan penguasaan iptek dapat juga menghasilkan ilmuwan hitam dan jahat; yang bisa merusak tatanan  hidup dan kehidupan. Misalnya, mereka yang menguasai software komputer, maka mampu membuat virus untuk merusak file, data base komputer, dan sistem administrasi berbasis elektronik.

 Atau bisa saja, seseorang yang menguasai bioteknik, melakukan rekayasa genetika terhadap manusia. Dan bahkan, adanya kemampuan farmakhologi, seseorang mampu membuat obat bius, heroin, dan berbagai zat adiktif lainnya untuk memperoleh keuntungan melalui rusaknya hidup dan kehidupan manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline