Lihat ke Halaman Asli

Jangan Bandel, Hidup dan Mati Dikuasai... Rasa

Diperbarui: 27 Juli 2015   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sambil menunggu pesawat take-off menuju Penang, saya mencium bau yang tidak biasa dalam pesawat. Bau orang sakit, bau minyak angin dan bau-bau obat-obatan lain. Memang unik penerbangan ini, karena rata-rata tujuan mereka adalah berobat di sana. Kebanyakan orang-orang tua dan beberapa yang kelihatan lemah, walaupun masih muda.

 

Mengapa orang sakit? Tubuh manusia memiliki kecanggihan untuk dapat memperbaiki dirinya sendiri. Contohnya setelah opname tiga hari di rumah sakit, biasanya kondisi pasien akan membaik karena hidup di lingkungan yang terkontrol. Tubuh sakit karena sudah tidak punya waktu lagi untuk memperbaiki diri setelah setiap hari menerima makanan yang harus dikeluarkan dalam periode di atas.

 

Kemarin bertemu dengan teman kuliah yang menjual produk suplemen yang mampu memperpanjang umur pasien kanker stadium empat, syaratnya setelah mengkonsumsi secara rutin produk ini, disertai menjaga apa yang masuk ke mulut. Dia katakan pantangan ini harus dilakukan sepuluh tahun sampai sel kanker ini akan melemah. Berapa pasien yang mampu bertahan? Hanya satu pasien bertahan enam tahun dan masih hidup di Singapura. Sisanya? Sudah meninggal setelah enam bulan berpantang, kemudian melanggar pantangan, tiga bulan kemudian berpulang.

 

Amsal berkata, ".....he who does not use his endeavors to heal himself is brother to him who commits suicide."  Seseorang yang tidak menggunakan segala usaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri, dia bersaudara dengan seorang pembunuh diri. Jadi manusia diberi tanggung jawab untuk selalu berusaha menjaga kesehatannya. 

 

Satu lagi yang Amsal katakan dan baru sekarang saya dapatkan pengertian baru, "....lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan."  Bijaksana dalam memilih makanan memberi kesembuhan. Saya memiliki kelemahan dalam hal rasa, lidah saya cenderung memilih makanan yang enak dibanding yang sehat. Umur 30-an saya pernah vertigo karena kebanyakan makan makanan berlemak. Dengan segala daya upaya, saya ubah kecenderungan makan saya. Rasa tidak boleh sampai membunuh tubuh. 

 

Akhir kata, seperti lagu Maia dan Pasto, ".... tapi kau jangan 'bandel', aku pasti kembali...." Perkataan penyakit yang menunggu untuk muncul lagi.

 

Salam Hikmat, Bijaksana Dalam Bertindak,

Ong Budi Setiawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline