Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Lelaki yang Mengerami Mimpi

Diperbarui: 9 Oktober 2019   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: images.saatchiart.com

Aku pulang terlambat.
Pintu terbuka, sunyi sedang bertamu.
Sofa dan meja mematung piatu.
Anak-anak ngilu dalam debu.
Istri mengering bersama kain pel.
Jemuran-jemuran hampa,
serta sabun cuci yang dikerubut semut,
mungkin gula sudah teramat langka.

Dengan gontai pintu kututup lekat.
waktunya menggelar kisah penat.
Serta, kantuk-kantuk yang menjerat.

Diatas kasur, aku mengerami mimpi
berharap ada anak dan istri yang singgah
dalam rumah yang kubangun dari angan.
Mereka menyambutku, menyiapkan makan
dan secangkir teh hangat.

Tapi, entah mengapa, kita bertiga tidak
segera menyantap makanan. Tudung masih
tertutup, piring masih tengkurap.

"Kau kenapa istriku?," tanyaku penasaran.
"Aku? aku ini mimpimu mas, mimpi yang kau erami."

Aku terbangun,
bantal dan guling duduk di meja makan.
Keduanya menyantap sunyi yang ditumbuhi jamur.

SINGOSARI, 9 OKTOBER 2019 
Kesepian adalah bagian dari kehidupan, separuhnya ada harapan yang menanti, sisanya kemauan yang disayat waktu. Jangan biarkan kesepian
memimpin negerimu, tanamlah suka cita pada setiap kepala.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline