Lihat ke Halaman Asli

Haryadi Yansyah

TERVERIFIKASI

Penulis

Apa Jadinya Jika 5 Tradisi Ramadan dari Luar Negeri Ini Diterapkan di Indonesia?

Diperbarui: 18 Mei 2020   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi Meriam Yellow Bastion. Sumber kompas.com

Ada dua hal yang menurut saya apapun keadaannya, Ramadan akan selalu terasa spesial. Pertama, auranya. Kerasa nggak sih kalau aura Ramadan tuh beda banget? Soal pelaksanaan ibadah puasanya sih iya. Tapi, apa ya, ada satu hal lain yang sulit saya jelaskan namun dapat saya rasakan ea. Ya mirip-mirip kayak orang lagi jatuh cinta gitulah rasanya. Berbunga-bunga walau kadang bingung mau ngapain hehe.

Nah yang terakhir adalah tradisi-tradisi yang menyertai kegiatan Ramadan itu sendiri. Saya dari kecil sampe remaja gini selalu berada di Palembang dan belum pernah merasakan menjalankan ibadah puasa di kota atau negara lain. Di Palembang aja, tradisi penyambutan atau pelaksanaan Ramadannya itu banyak. Apalagi kalau ngomongin tradisi di seluruh Indonesia, ya. Waaah!

Tradisi di Palembang: Dari Majar Hingga Sedekah Ruwah 

Saya sempat mengetahui dulu bahwa di sekitaran Palembang (tepatnya di Kabupaten Ogan Ilir), untuk menyambut Ramadan, dulu ada tradisi pawai obor yang dilakukan oleh anak-anak di pesantren. Tapi, tradisi ini sudah lama menghilang. Untungnya, tradisi lain seperti Sedekah Ruwah (menundang tetangga untuk pembacaan yasin dan makan bersama) masih dilakukan walaupun tahun ini, semasa pandemi, tata caranya berbeda.

Sekarang lebih banyak orang yang menitipkan makanan langsung ke masjid atau ke panti asuhan alih-alih mengundang tamu ke rumah. Lagi karantina gini kan emang gak boleh kumpul-kumpul ya, kan.

Bubur Suro Palembang. Sumber: Kapanlagi.com

Bicara soal makanan, ada juga tradisi pembuatan Bubur Suro yang secara rutin dilakukan oleh pengurus Masjid Al Mahmudiyah Palembang. Saya nggak tahu pasti apakah tahun ini tradisini dilakukan atau tidak, yang jelas saya berharap tradisi ini terus ada demi mengimbangi "tradisi" kurang oke yang dilakukan anak muda Palembang yakni majar.

Majar sendiri kegiatan nongkrong pasca sahur yang biasanya dilakukan di pusat kota Palembang seperti Jembatan Ampera. Nganu, gak berfaedah. Bukannya ngaji eh malah pacaran! Nah loh. Kalau yang satu ini sih ke depan nggak ada lagi saya senang-senang saja. Omong-omong, semua tradisi yang saya sebutkan di atas tadi sudah saya tulis lengkap di sini, ya! 

Tradisi Penyambutan dan Pelaksanaan Ramadan di Negara Lain

Honestly, dibandingkan tradisi penyambutan dan pelaksanaan Ramadan di kota-kota lain di Indonesia saja, tradisi penyambutan Ramadan di Palembang ini nampak kurang meriah hehehe. Saya lantas mencari tahu tradisi penyambutan dan pelaksanaan Ramadan yang berlangsung di negara lain. Lantas, saya membayangkan, jika tradisi ini dilakukan di Indonesia terutama di Palembang, apa ya yang akan terjadi?

  • Tradisi Meriam Yellow Bastion

Di negara Bosnia & Herzegovina, ada sebuah tradisi menembakkan meriam yang sudah dilakukan sejak pemerintahan Kesultanan Ottoman di abad ke-18. Tradisi ini disebut Meriam Yellow Bastion. Nah, penembakan meriam ini dilakukan saat ngabuburit atau sesaat menunggu azan magrib.

Tradisi Meriam Yellow Bastion. Sumber kompas.com

Di Indonesia sih tradisi semacam ini juga ada, ya namun menggunakan bambu sebagai meriamnya. Dibandingkan tradisi Meriam Yellow Bastion, yang Meriam Bambu ini malah sudah ada sejak abad ke-6 dan populer disejumlah kota. Di Bangka Belitung disebut Bedil Bambu. Di Aceh namanya Te't Beude Trieng. Kalau di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogja beda lagi yakni disebut Mercon Bumbung.

Apa yang terjadi jika tradisi ini diterapkan di Palembang? Seru, ya! Apalagi kalau dilakukan di sepanjang pinggiran Sungai Musi. Waaaaah!

  • Tradisi Mesaharaty

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline