Lihat ke Halaman Asli

om_nanks

TERVERIFIKASI

nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

Gudang

Diperbarui: 23 Desember 2022   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gudang/sumber: harmony.co.id

Gudang

Flashback ke sepuluh tahun silam saat renovasi rumah standart perumahan menjadi rumah layak huni versi saya dan istri.

Seminggu sudah disetiap malam saya berdua bersama istri melakukan packing hampir semua barang yang masih berharga dimasukan ke dalam dos bekas rokok yang saya dapatkan dari nasabah yang mempunyai usaha kelontong.

Setiap pernik barang dari majalah, buku, mainan anak-anak, sajadah, hardcopy skripsi hingga hardcopy tesis, dan pernik-pernik lainnya masing-masing dos saya tuliskan sesuai dengan isinya supaya kelak di kemudian tahun memudahkan kami untuk menemukan kembali.

Meski di tahun 2012 era digital telah memasuki era 4.0 namun belum menyentuh kami yang pada waktu itu masih berkutat dengan gawai blackberry, sehingga hampir setiap berkegiatan masih berbasis hardcopy. Repotnya ketika dimintai data oleh kantor, tidak serta merta kami dapat meresponnya dengan cepat.

Sebetulnya kami tidak khususkan satu ruang untuk penyimpanan barang yang kalau dibuang terlalu sayang tetapi kalau disimpan juga membosankan selain tidak ada tempat yang layak.

Dalam satu ruangan yang berujud kamar tetapi kami lebih sering menyebutnya sebagai gudang, nampak masih tersusun rapi beberapa dos yang berisi barang-barang yang kami kemas di sepuluh tahun silam yang hingga kini belum pernah tersentuh sama sekali. Jejak tulisan sebagai penanda isi dos masih terlihat jelas, meski sedikit berdebu kami mencoba untuk mencari-cari barang yang memang sangat kami butuhkan saat ini. Dengan sedikit terpaksa kami luangkan waktu untuk itu.

Meski disebut gudang letaknya tidak berada di pojok dan nyaris tiap kali kami ke lantai atas selalu melewatinya dengan kondisi pintu gudang yang selalu terbuka membuat kami selalu dapat memonitor.

Sejatinya ketika membuat artikel ini saya akan bercerita soal gudang rumah tinggal kami, namun tepat saat akan meneruskan tulisan di alinea ini, oleh otak diarahkan untuk mengambil tema lain dan pembicaraan tentang gudang diatas tidak perlu dihapus, jadikan saja sebagai salam pembuka. Akibatnya preambule menjadi terlalu panjang hingga duaratus kata lebih hehehe...

Baiklah kita akhiri sudah polemik tentang tema yang akan ditulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline